Batik Solo Trans, Simbol Solo Anak Emas Ini Merana Jelang Lengsernya Jokowi
- Rudy, memiliki akses yang kuat dan efektif ke pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo mantan atasannya. Berkat lobi-lobinya, Rudy berhasil mendapatkan perhatian pemerintah pusat, yang kemudian membuka jalan bagi program Teman Bus.
Transportasi dan Logistik
JAKARTA - Batik Solo Trans (BST) telah menjadi bagian penting dari perkembangan transportasi umum di Kota Surakarta sejak awal berdiri pada tahun 2009.
Program ini lahir dari upaya pemerintah Solo di bawah kepemimpinan Jokowi untuk menata kembali angkutan umum kota yang semrawut dan hanya terkonsentrasi di area pusat ekonomi, karena orientasi profit berdasarkan banyaknya penumpang.
Awal Mula Beroperasi
Pada tahun 2010, BST mulai resmi beroperasi dengan hanya satu koridor, dikelola oleh Perum Damri menggunakan 15 bus yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat.
Melihat potensi BST dalam meningkatkan mobilitas warga Solo, Pemerintah Kota Solo membentuk konsorsium PT Bengawan Solo Trans pada tahun 2013 di bawah Walikota FX Hadi Rudyatmo, penerus Jokowi.
Konsorsium ini berisi pengelola angkutan lama dengan satu syarat, pemerintah menyediakan bus untuk operasi. Langkah ini merupakan wujud keseriusan Pemkot dalam menjadikan BST sebagai tulang punggung transportasi umum yang dapat diandalkan.
Melalui kombinasi bantuan pemerintah pusat dan APBD, pemkot mendapatkan 100 bus tambahan antara tahun 2013 hingga 2018, sehingga layanan BST bisa diperluas hingga wilayah aglomerasi Solo Raya.
- IHSG Hari Ini 30 September 2024 Ditutup Merosot 159 Poin
- LQ45 Hari Ini 30 September 2024 Ditutup Suram, Hanya 6 Saham yang Naik
- Emiten Menara Grup Djarum (TOWR) Kantongi Laba Rp1,6 Triliun
Tantangan Pertama
Tantangan besar muncul pada tahun 2018-2019 ketika perkembangan transportasi daring seperti ojek online mulai mengurangi jumlah penumpang BST secara signifikan.
Pendapatan tiket tidak lagi cukup untuk menutup biaya operasional, ancaman kebangkrutan mulai menghantui BST. Di tengah kondisi ini, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, berinisiatif mengajukan proposal kepada pemerintah pusat untuk mencari solusi.
Rudy, memiliki akses yang kuat dan efektif ke pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo mantan atasannya. Berkat lobi-lobinya, Rudy berhasil mendapatkan perhatian pemerintah pusat, yang kemudian membuka jalan bagi program Teman Bus.
Program ini mendatangkan hibah dari Kementerian Perhubungan untuk mendukung operasional transportasi umum di Kota Solo. Sejak diluncurkannya Teman Bus, Pemkot Solo menerima hibah mencapai sekitar Rp80 miliar per tahun.
Jumlah ini tergolong sangat besar mengingat Solo adalah kota kecil di Jawa Tengah. Hibah tersebut juga yang menyelamatkan BST dari kebangkrutan.
Keberhasilan Subsidi Teman Bus
Keberhasilan program Teman Bus kini terlihat nyata. Dukungan subsidi membuat BST mampu beroperasi dengan total 116 bus, di mana 105 di antaranya aktif melayani enam koridor utama di Solo mulai pukul 05.00 WIB hingga 21.00 WIB. Sisanya berfungsi sebagai cadangan untuk memastikan kelancaran operasional.
BST juga dilengkapi dengan Public Transport Information System (PTIS) di setiap halte, yang memudahkan penumpang mendapatkan informasi jadwal dan rute bus secara real-time.
Keunggulan lain dari Batik Solo Trans adalah integrasinya dengan moda transportasi lain seperti Trans Jateng dan KRL Jogja-Solo, belum langi ditambah angkutan Feeder atau angkot canggih dengan AC yang menyasar pelosok kota.
Hal ini memungkinkan warga Solo melakukan perjalanan lebih mudah dan efisien, baik dalam kota maupun ke wilayah sekitarnya. Meski sempat menghadapi ancaman eksistensi, BST kini telah menjadi model transportasi umum yang andal di Kota Solo, sekaligus bukti keberhasilan program Teman Bus dalam meningkatkan kualitas layanan publik di Indonesia.
- IHSG Hari Ini 30 September 2024 Ditutup Merosot 159 Poin
- LQ45 Hari Ini 30 September 2024 Ditutup Suram, Hanya 6 Saham yang Naik
- Emiten Menara Grup Djarum (TOWR) Kantongi Laba Rp1,6 Triliun
Subsidi Dicabut, Akankah Teman Bus Gulung Tikar?
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengeluarkan surat edaran yang menyatakan alokasi anggaran subsidi untuk Batik Solo Trans (BST) dan feeder BST akan dihentikan mulai tahun 2025.
Subsidi yang selama ini diberikan kepada Pemkot Solo mencapai Rp80 miliar per tahun. Dengan rencana penghentian subsidi ini, Pemkot Solo harus mencari cara untuk menutupi kebutuhan anggaran tersebut agar operasional BST tetap berjalan.
Wali Kota Solo Teguh Prakosa menyampaikan keberatan atas penghentian subsidi tersebut. Teguh menegaskan tanpa dukungan anggaran dari Kemenhub, APBD Solo akan sangat terbebani, terutama dalam menanggung subsidi BST selama satu tahun.
“Yang jelas kami sangat keberatan dengan keputusan Kemenhub tersebut. Apalagi selama ini Kemenhub selalu mengajak masyarakat naik transportasi massal,” ungkap Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, di Solo.
Menurut Teguh, nilai subsidi sebesar Rp80 miliar ini krusial untuk menjaga keberlangsungan transportasi publik di Solo, mengingat pentingnya peran BST sebagai transportasi utama masyarakat.
BST telah menjadi transportasi andalan bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum di Solo dan sekitarnya. Keberadaan BST juga membantu siswa sekolah di kota tersebut untuk mendapatkan akses transportasi yang terjangkau dan efisien.
Tanpa subsidi dari Kemenhub, biaya operasional BST berpotensi membengkak, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi tarif atau bahkan kelangsungan layanan BST.
“Jangan sampai tarif angkutan BST mahal, yang dapat membebani siswa kurang mampu yang mengandalkan transportasi ini ke sekolah. Belum lagi nasib karyawan BST jika Pemkot Solo tak mampu meng-cover subsidi BST selama setahun" tambah Teguh
Saat ini, tarif Batik Solo Trans dan feeder BST ditetapkan sebesar Rp3.700 per penumpang. Ada tarif khusus sebesar Rp 2.000 yang diberlakukan untuk pelajar, mahasiswa, dan lansia. Dengan adanya subsidi, BST mampu mempertahankan tarif terjangkau ini.
Namun, dengan rencana penghentian subsidi, dikhawatirkan akan berdampak pada kenaikan tarif yang tentunya bisa membebani masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan layanan transportasi ini.
“Kami masih berusaha memohon untuk tetap dilanjut. Karena penumpang kendaraan umum terus diminati masyarakat,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan, Taufiq Muhammad.