PT Bumi Resources Tbk (BUMI) baru saja melaporkan kinerja keuangan kuartal I-2024. Hasilnya, emiten tambang terafiliasi Grup Salim dan Bakrie ini sukses mencetak laba bersih yang naik signifikan di tengah penurunan pendapatan.
Korporasi

Batu Bara Bumi Resources (BUMI) Layu, Pendapatan Kuartal I-2024 Susut

  • Sebesar 93,5% dari total pendapatan Bumi Resources (BUMI) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini disumbang oleh penjualan batu bara senilai US$290,69 juta.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) baru saja melaporkan kinerja keuangan kuartal I-2024. Hasilnya, emiten tambang terafiliasi Grup Salim dan Bakrie ini sukses mencetak laba bersih yang naik signifikan di tengah penurunan pendapatan. 

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2024 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada Selasa malam, 23 April 2024, Bumi Resources sukses mencatatkan laba bersih yang diatribusikan ke entitas induk sebesar US$67,64 juta. 

Raihan laba bersih BUMI pada kuartal I-2024 berhasil melejit 12,28% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$60,24 juta. Namun, kenaikan laba bersih ini kurang selaras dengan pendapatan perseroan yang malah anjlok. 

Pasalnya, pada kuartal I-2023 emiten bersandikan BUMI ini mampu meraup pendapatan US$454,86 juta. Namun, pada kuartal I-2024 perseroan hanya mampu mengumpulkan pundi-pundi keuangan senilai US$311,01 juta atau anjlok 31,62% secara tahunan.  

Pertanyaannya apa yang membuat pendapatan BUMI anjlok? Asal tahu saja, sebesar 93,5% dari total pendapatan BUMI sepanjang tiga bulan pertama tahun ini disumbang oleh penjualan batu bara sebesar US$290,69 juta. 

Namun, raihan penjualan barang baku gas alami itu anjlok 35,25% secara tahunan dibandingkan perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar US$449,06 juta. Berbeda dengan batu bara, penjualan emas BUMI justru melesat 323,33% secara tahunan menjadi US$20,32 juta.

Selaras dengan laporan anjloknya pendapatan, pada perdagangan Rabu, 24 April 2024, pukul 10:31 WIB, saham BUMI terpantau melemah 0,97% ke level Rp102 per saham. Padahal, pada penutupan perdagangan kemarin saham ini ditutup menguat ke level Rp103 dari harga pembukaanya di level Rp85 per saham. 

Dari sudut pandang neraca keuangan, BUMI memiliki aset sejumlah US$4,23 miliar. Per 31 Maret 2024, BUMI memiliki liabilitas sejumlah US$ 1,39 miliar dengan posisi ekuitas-neto sebanyak US$ 2,84 miliar. Sedangkan kas dan setara kas pada akhir periode tercatat US$ 60,82 juta.

Kuasi Reorganisasi

Sebelumnya, BUMI berencana melakukan kuasi reorganisasi menggunakan laporan keuangan per 31 Desember 2023. Manajemen akan meminta restu pemegang saham lewat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 30 Mei 2024. 

Mengutip laman Stockbit Sekuritas, kuasi reorganisasi adalah prosedur akuntansi sebuah perusahaan untuk merestrukturisasi ekuitas dengan cara mengeliminasi saldo laba negatif. 

Dengan langkah ini, BUMI berencana mengeliminasi defisit saldo labanya yang mencapai US$ 2,35 miliar per 2023. Sebagai konsekuensinya, tambahan modal disetor BUMI yang mencapai US$ 2,05 miliar akan turun jadi minus US$ 298,69 juta.  Adapun ekuitas neto BUMI tidak mengalami perubahan.

Manajemen BUMI menyebutkan, ada beberapa manfaat dari kuasi reorganisasi. Antara lain, memberi gambaran atas kondisi keuangan perusahaan saat ini tanpa dibebani defisit masa lampau. 

Manajemen BUMI menyebut, ini merupakan gambaran yang sesungguhnya atas kondisi perusahaan saat ini. Selain itu, dengan tidak adanya saldo defisit, perusahaan dapat membagikan dividen. 

BUMI terakhir kali membagikan dividen pada tahun 2012. BUMI juga menyebut, tanpa terbebani defisit masa lampau, perusahaan akan lebih mudah memperoleh pendanaan untuk pengembangan usaha.