Batu Bara Panas, Saham Indika Energy (INDY) Terbang Tinggi
- Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) emiten yang dinahkodai Arsjad Rasjid ini memanas selama perdagangan satu minggu terakhir. Tren ini didorong oleh melambungnya harga acuan batu bara global.
Bursa Saham
JAKARTA – Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) emiten yang dinahkodai Arsjad Rasjid ini memanas selama perdagangan satu minggu terakhir. Tren ini didorong oleh melambungnya harga acuan batu bara global.
Berdasarkan data RTI Business, pada perdagangan Jumat, 27 September 2024, sekitar pukul 11.23 WIB, saham INDY terpantau melesat 3,94% ke level Rp1.715 per saham. Adapun rentang harga tertinggi saham ini di kisaran Rp1.730 per saham.
Selama periode tersebut, saham INDY telah diperdagangkan sebanyak 26,54 juta lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp45,05 miliar, sementara kapitalisasi pasar perusahaan ini mencapai Rp8,96 triliun.
- Rekam Jejak Investasi Temasek Singapura di Indonesia
- Kucurkan Investasi Rp500 Miliar di IKN, Inilah Profil Delonix Group China
- Harga Sembako di Jakarta 27 September 2024, Beras Muncul .I Naik, Kelapa Kupas Turun
Nah, jika di breakdown selama satu minggu terakhir, saham INDY terpantau melesat 16,67%, sedangkan selama tiga bulan terakhir, saham ini juga kedapatan melompat 36,15%. Lantas, apa yang menjadi penyebab lonjakan tersebut?
Dapat dibilang saham INDY melesat setelah harga batu bara sebagian besar mengalami penguatan pada Kamis, 26 September 2024. Kenaikan ini dipicu oleh berita dari China, di mana para pemimpin utama negara tersebut meningkatkan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Untuk harga batu bara Newcastle, tercatat untuk September 2024 turun sebesar US$0,15 menjadi US$139,65 per ton. Namun, untuk Oktober 2024, harga meningkat sebesar US$0,55 menjadi US$143,45 per ton, dan November 2024 mengalami kenaikan sebesar US$0,6 menjadi US$145 per ton.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk September 2024 tetap stagnan di angka US$114,95. Namun, untuk Oktober 2024, harga melonjak sebesar US$0,75 menjadi US$116,5, dan pada November 2024, harga melesat US$1,1 menjadi US$117,35.
Sampai paruh pertama tahun ini, INDY sendiri mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$21,01 juta sepanjang semester I-2024, turun 76,60% dari US$89,80 juta pada periode yang sama tahun 2023.
Di tengah laba bersih yang menurun, pendapatan INDY juga turun menjadi US$1,19 miliar untuk periode Januari-Juni 2024, dibandingkan dengan US$1,67 miliar pada enam bulan pertama tahun 2023.
Sebagai dampak dari penurunan kinerja, laba per saham INDY juga mengalami penurunan menjadi US$0,0040 per 30 Juni 2024, dibandingkan dengan US$0,0172 pada periode yang sama tahun lalu.
Bikin Anak Usaha
Baru-baru ini, INDY mengumumkan pendirian perusahaan oleh anak usaha perseroan. Pada 2 Agustus 2024, dua anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki (100%) oleh perseroan, yaitu PT Kalista Soter Hastia (KSH) dan PT Kalista Nusa Armada (KNA), mendirikan perusahaan baru bernama PT Kalista Biru Nusantara (KBN).
KSH akan menguasai 99,98% saham KBN dengan total modal disetor sebesar Rp 6,249 miliar, sementara KNA akan menguasai 0,02% dengan modal disetor sebesar Rp 1 juta. Dengan demikian, total modal disetor KBN mencapai Rp 6,25 miliar.
"Penyertaan saham KSH dan KNA dalam KBN merupakan langkah lanjutan bagi Perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha di sektor kendaraan listrik dan ekosistemnya," ujar Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono, dalam keterbukaan informasi.
KBN akan menjalankan kegiatan usaha penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi untuk alat transportasi darat yang bukan kendaraan bermotor roda empat atau lebih. Kegiatan ini mencakup penyewaan dan sewa guna usaha (operational leasing) semua jenis alat transportasi darat, termasuk sepeda motor, caravan, camper, dan kendaraan rel, tanpa operator.