Batu Bara Terus Membara, Pengusaha Minta DMO Ikuti Harga Pasar
- Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) kembali meminta pemerintah agar harga batu bara untuk kewajiban pasar domestik (domestic market obligation/DMO) mengikuti harga pasar.
Industri
JAKARTA – Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) kembali meminta pemerintah agar harga batu bara untuk kewajiban pasar domestik (domestic market obligation/DMO) mengikuti harga pasar.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan permintaan ini memang selalu disampaikan ke pemerintah setiap kesempatan pertemuan. Menurutnya, penjualan batu bara mengikuti harga pasar ini juga dapat menambah penerimaan negara.
“Keadaan saat ini membuat adanya disparitas harga hingga membuat pengusaha sulit memanfaatkan peningkatan margin,” ujar Hendra kepada TrenAsia.com via telepon, Jumat, 1 Oktober 2021.
Meski begitu, Hendra mengatakan pihaknya tidak menuntut permintaan ini untuk disetujui. APBI sendiri paham keputusan pemerintah soal harga batu bara DMO yang tidak hanya mempertimbangkan keuntungan tetapi juga kewajiban layanan publik (public service obligation/PSO).
“Tentu ini kembali ke keputusan pemerintah dan PLN, tapi memang mengikuti harga pasar itu lebih ideal,” jelasnya.
- Namarin Institute: Efisiensi Sektor Logistik Percepat Pemulihan Ekonomi Akibat Pandemi
- Jaga Kinerja Positif, PGAS Catat Laba US$210 Juta dan Pertumbuhan Niaga Gas pada Semester I-2021
- BRI Soal Kerja Sama Bank Raya dan Grab: Hanya Spekulasi Pasar
Sebagai informasi, saat ini harga batu bara yang dijual ke PLN dipatok maksimal sebesar US$70 per ton. Ini mempertimbangkan agar harga listrik kepada masyarakat tidak menjadi mahal atau tidak terjangkau.
Harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) saat ini sendiri sudah menyentuh US$217 per ton pada Kamis, 30 September 2021. Jika dibandingkan dengan harga DMO, harga pasar ini sudah lebih dari tiga kali lipat.
Harga batu bara US$217 per ton itu meningkat 3,41% dibandingkan dengan harga perdagangan hari sebelumnya. Dalam sebulan terakhir, harga batu bara memang dalam tren bullish melonjak 23,76%.
Sejak akhir tahun, harga bahkan meroket 163,35% (year-to-date/ytd). Ini membuat batu bara menjadi komoditas dengan kenaikan harga tertinggi tahun ini.
Naiknya harga batu bara ini terutama disebabkan oleh permintaan energi yang meningkat dari banyak negara memasuki musim dingin. Lalu, naiknya harga gas alam juga membuat energi batu bara lebih ekonomis yang membuat permintaan batu bara meningkat.
Pembangkit listrik batu bara lebih ekonomis karena biaya pembangkitan listrik dengan batu bara di Eropa tercatat sebesar 44,18 Euro per MWh pada 21 September 2021. Biaya ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan pembangkitan listrik dengan gas alam yang biayanya 75,32 Euro per MWh.