Bauran Energi 2024 Meleset, Baru Sentuh 14,1 Persen Target
- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan jika target bauran Energi Baru dan Terbarukan atau EBT di tahun 2024 baru tercapai 14,1%. Capaian ini di bawah target yang ditetapkan yaitu 19,4%.
Energi
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan jika target bauran Energi Baru dan Terbarukan atau EBT di tahun 2024 baru tercapai 14,1%. Capaian ini di bawah target yang ditetapkan yaitu 19,4%.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiyani Dewi menyatakan, pemerintah masih terus berusaha meningkatkan proporsi EBT di Indonesia dengan panas bumi sebagai andalan utama.
“Saat ini pemanfaatan EBT dalam bauran energi nasional dilaporkan ke saya sebesar 13,9%,” kata Eniya dalam acara peluncuran Global Hydrogen Ecosystem Summit and Exhibition 2025 (GHES2025) di Gedung Sarulla, Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, pada Selasa, 17 Desember 2024.
Dia menambahkan Commercial Operation Date (Tanggal Operasi Komersial) dan SLO (Sertifikat Laik Operasi) beberapa proyek panas bumi di bulan Desember. Hal ini diharapkan akan terjadi peningkatan bauran EBT hingga tercapai 14,1%.
- Utang Pinjol Berujung Meregang Nyawa: Tragedi-tragedi Sepanjang 2024
- PTRO Bakal Stock Split Saham 1:10, Berapa Estimasi Harga per Saham?
- Melemah Lagi, LQ45 Hari Ini 17 Desember 2024 Ditutup di 842,33 Poin
Hingga saat ini, kontribusi listrik yang dihasilkan dari panas bumi telah mencapai 5% dari total bauran energi nasional. Ini sekitar 40% dari bauran energi baru terbarukan (EBT). Energi panas bumi juga memainkan peran penting dalam mendukung upaya dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan Indonesia.
Sejak 2014, kapasitas terpasang PLTP telah meningkat sebesar 1,2 GW, sehingga total kapasitas terpasang panas bumi Indonesia kini mencapai 2,6 GW. Angka ini setara dengan 11% dari total potensi panas bumi Indonesia. Capaian itu menjadikan Indonesia sebagai produsen listrik panas bumi terbesar kedua di dunia, dengan kontribusi sebesar 5,3% terhadap bauran energi nasional.
Hingga 2024, pemerintah telah mengidentifikasi 362 titik potensi panas bumi dengan kapasitas total 23,6 GW. Selain itu, telah disiapkan sebanyak 62 Wilayah Kerja Panas Bumi. Selain itu 12 Wilayah Penugasan untuk Survei Pendahuluan dan Eksplorasi Panas Bumi yang masih aktif hingga saat ini. Hal itu menjadi landasan strategis dalam mendorong lebih banyak investasi dan pengembangan energi panas bumi di Indonesia.
Eniya menyebut, proyek panas bumi yang diharapkan dapat beroperasi pada akhir tahun ini, antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Merapi (41 MW), yang telah memperoleh SLO pada 15 Desember, serta PLTP Salak Binari (15 MW) dan PLTP Ijen (45 MW).
Dengan masuknya PLTP Sorik Merapi, yang terdiri dari 91 MW--50 MW di antaranya sudah COD dan sisanya 41 MW tinggal menunggu Amdal. Selain itu katanya Dirjen EBTKE ini Pembangkit Listrik Tenaga Surya juga PLTS apung dan atap, serta pembangkit listrik tenaga air dan angin juga menjadi prioritas.