<p>Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto Dharmoredjo (kiri) saat menerima Gold Award dalam forum International Hospital Federation Congress and Award ke-43 di Oman Jumat (8/11).</p>
Nasional & Dunia

Bawa RSUD Tulungagung Terbaik di Dunia, dr. Supriyanto: Kita Harus Lepas dari Chaos Ini

  • Tulungagung-RSUD dr Iskak Tulungagung meraih prestasi yang layak diacungi jempol setelah ditetapkan sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia yang meraih Gold Award dalam forum International Hospital Federation Congress and Award ke-43 di Oman Jumat (8/11). Capaian itu, tentu tak bisa dilepaskan dari peran dan tangan dingin dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp. B, FINACS, M. Kes yang menjadi […]

Nasional & Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

Tulungagung-RSUD dr Iskak Tulungagung meraih prestasi yang layak diacungi jempol setelah ditetapkan sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia yang meraih Gold Award dalam forum International Hospital Federation Congress and Award ke-43 di Oman Jumat (8/11).

Capaian itu, tentu tak bisa dilepaskan dari peran dan tangan dingin dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp. B, FINACS, M. Kes yang menjadi Direktur  RSUD dr Iskak Tulungagung sejak 2014.

Melalui inovasi tata kelola perumahsakitan yang ia gagas dengan istilah “The New Concept Hospital Management Combined With PSC (Public Safety Centre) Supriyanto membawa rumah sakit ini sangat populis dan ramah pasien. Biaya layanan kesehatannya murah, terjangkau semua segmen masyarakat, namun mutu layanan tetap terjaga.

Berbagai inovasi pun dilakukan demi terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan mereka, termasuk melalui program Public Safety Centre (PSC) dengan menjadikan RSUD dr Iskak Tulungagung sebagai pusat komando keselamatan masyarakat dalam hal penanganan kasus-kasus kedaruratan medis maupun kebencanaan.

Sistem pelayanan yang padu dan modern disertai tata manajemen baru berbasis jaminan kesehatan nasional itulah yang kemudian menghantarkan dr Supriyanto meraih prestasi internasional dengan dinobatkan oleh IHF (International Hospital Federation) sebagai Direktur Rumah Sakit Terbaik Dunia Tahun 2019.

“Mendapatkan penghargaan (award) sebagai manager rumah sakit terbaik sedunia tentu saja saya senang dan bangga karena bukan hanya sekadar mengharumkan nama institusi dan Kabupaten Tulungagung, tetapi juga negara Indonesia,” kata Supriyanto dalam testimoninya.

Menurutnya akhir-akhir ini dunia penyelenggaraan pelayanan kesehatan khususnya perumahsakitan di Indonesia  berada pada episode yang sangat tidak nyaman.

“Seluruh stakeholder  (pemangku kepentingan) yang menjadi pelayan kesehatan publik terjebak dalam situasi chaos (kacau), masuk circulus virtiosus ( lingkaran setan). Mereka terkesan tidak tahu dan sama-sama merasa tahu jalan keluarnya. (Imbasnya) yang terjadi kemudian adalah mereka saling melemahkan dan bahkan saling meniadakan. Terjadi kekacauan sistem kolaborasi,” tambahnya.

Dia menambahkan siapa regulator, siapa operator, siapa pembayar tidak jelas. BPJS Kesehatan, Kementerian Kesehatan, DPR , Kementerian Keuangan, organisasi profesi kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia, Lembaga Perlindungan Konsumen dan sebagainya, disebutnya terlibat friksi yang tidak tahu kapan akan berakhir.

Akibat dari kondisi yang demikian, kita semua bisa rasakan. Bukannya perbaikan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tapi pemburukan dan kemunduran yang terjadi.

“Orang-orang terbaik bangsa ini mati muda karena serangan jantung yang sebenarnya bisa kita hindari. Terjadi peningkatan angka kematian ibu dan anak, peningkatan jumlah kasus stunting (kekerdilan), indikator pelayanan kesehatan tidak pernah tercapai dan semakin meningkatnya gini rasio,” katanya lagi. Dia juga menegaskan kesenjangan sosial ekonomi pun semakin melebar.

Siklus Kutukan

Supriyanto mengatakan jika gagal mengatasi masalah ini maka bukan tidak mungkin Indonesia akan masuk “siklus kutukan” berupa siklus 30 tahunan kerusuhan sosial dan rasial akan terulang kembali.

“Menyadari akan hal ini, kami bersama seluruh jajaran direksi RSUD dr. Iskak Tulungagung berkomitmen untuk melakukan berbagai inovasi bidang pelayanan maupun yang bersifat keadministrasian.’

Tujuannya adalah untuk efisiensi, efektifitas, akuntabilitas dan berbagai inovasi perbaikan di semua lini managemen rumah aakit, tanpa mengorbankan indikator mutu capaian rumah sakit.

Menganut filosofi Jawa yang inspiratif, dalam situasi yang rumit ini dia bersama seluruh jajaran manajemen RSUD dr Iskak Tulungagung bertekad untuk ‘lolos ing selaning garu’ atau lepas dari jebakan garpu bajak. “Tidak basah biar pun berjalan di tengah hujan dan tidak terluka walaupun berjalan di tengah hujan anak panah,” imbuhnya.