Bayar Obligasi, Bank Mandiri Siapkan Dana Rp1,1 Triliun
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) telah menyiapkan Rp1,1 triliun untuk membayar obligasi berkelanjutan bank tahap I-2016 seri A yang akan jatuh tem
Korporasi
JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) telah menyiapkan Rp1,1 triliun untuk membayar obligasi berkelanjutan bank tahap I-2016 seri A yang akan jatuh tempo 30 September 2021.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan perseroan siap membayar obligasi tersebut. Selain nilai pokok obligasi, emiten bersandi BMRI ini juga mengalokasikan biaya bunga Rp21,86 miliar.
Dana bunga tersebut akan dibayarkan BMRI ke Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) paling lambat 29 September 2021. “Sehubungan dengan hal tersebut. Perseroan telah menyiapkan pokok obligasi dan bunga,” jelas Rudi dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 22 September 2021.
Likuiditas Bank Mandiri diklaim Rudi masih mumpuni untuk melunasi obligasi. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini telah menyiapkan jatah obligasi Rp19 triliun hingga 2022.
- DJP Godok Usulan Pajak e-Commerce dari IMF, Ini Dampaknya Buat Konsumen
- Bank Mandiri Berhasil Turunkan NPL ke 3,19% di Tengah Pertumbuhan Kredit
- Erick Thohir Rombak Komisaris dan Direksi Waskita Karya, Simak Profilnya
Hal ini juga didukung oleh kinerja positif perseroan hingga semester I-2021. Laba Bank Mandiri diketahui tumbuh 21,45% year on year (yoy) menjadi Rp12,5 triliun pada paruh pertama tahun ini.
Laba bersih terutama disokong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50% yoy menjadi Rp35,16 triliun. Selain itu, pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27% yoy menjadi Rp15,94 triliun.
Dari aspek intermediasi perbankan, Bank Mandiri mencetak pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 16,4% secara yoy menjadi Rp1.014,3 triliun. Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), Bank Mandiri mencatat pertumbuhan 19,73% yoy menjadi Rp1.169,2 triliun.
Dengan komposisi dana murah sebesar 68,49% atau mencapai Rp800,8 triliun. Pertumbuhan dana murah terutama didorong oleh pertumbuhan giro (bank only) sebesar 40,9% yoy pada kuartal II-2021.