Adhi Karya
BUMN

Bayar Utang Hampir Setengah Triliun, Saham Adhi Karya (ADHI) Lompat 2,04 Persen

  • Adhi Karya telah melakukan pelunasan/pembayaran pokok Obligasi Berkelanjutan II Adhi Tahap II 2019 Seri B senilai Rp473,5 miliar
BUMN
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) terpantau lompat usai perseroan mengumumkan pelunasan utang obligasi.

Berdasarkan data RTI, saham ADHI menguat sejauh 2,04% pada penutupan perdagangan, Senin 24 Juni 2024, menjadi Rp200 selembar. Penguatan harga saham ini terjadi di tengah tren merah berkepanjangan. Secara year to date saham ADHI sudah terkoreksi sedalam 35,90%. 

Lalu berturut-turut dalam 1, 3, dan 5 tahun terakhir, saham ADHI turun sejauh 47,92%, 74,19%, dan 78,44%.

Sebagaimana diketahui, perusahaan konstruksi milik BUMN ini telah melakukan pelunasan/pembayaran pokok Obligasi Berkelanjutan II Adhi Tahap II 2019 Seri B senilai Rp473,5 miliar. Pelunasan tersebut akan diterima oleh Pemegang Obligasi pada tanggal jatuh tempo 25 Juni 2024 yang tercatat di KSEI dengan recording date pada 19 Juni 2024. 

“Sumber dana yang digunakan untuk pembayaran obligasi tersebut berasal dari kas internal Perusahaan,” tulis Corporate Secretary ADHI, Rozi Sparta dalam keterbukaan informasi, Senin 24 Juni 2024.

Penguatan Kinerja

Kemampuan melunasi utang tepat waktu tercermin dari kinerja baik perseroan pada kuartal I-2024. Adhi Karya mencatat laba bersih Rp10,15 miliar di kuartal I-2024 alias naik 20,14% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,45 miliar.

Perolehan laba tersebut, terjadi di tengah penurunan pendapatan. ADHI mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp2,63 triliun di kuartal I-2024, turun 1,21% secara tahunan alias year on year (yoy) dari sebelumnya Rp2,66 triliun.

Perinciannya, segmen usaha teknik dan konstruksi menyumbang paling besar ke pendapatan ADHI, yaitu Rp2,03 triliun. Disusul segmen properti dan pelayanan sebesar Rp106,33 miliar, segmen manufaktur Rp379,54 miliar, serta segmen investasi dan konsesi Rp98,58 miliar.

Beban pokok pendapatan tercatat Rp2,40 triliun di kuartal I-2024, naik dari Rp2,33 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Alhasil, laba kotor turun 32,02% yoy menjadi Rp226,63 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp333,41 miliar.

Total aset tercatat sebesar Rp40,21 triliun per Maret 2024, turun dari Rp40,49 triliun pada akhir 2023. Perseroan memiliki total liabilitas sebesar Rp30,97 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan akhir 2023 yang tercatat Rp31,27 triliun.

Total ekuitas tercatat sebesar Rp9,23 triliun di kuartal I 2024, lebih tinggi dari akhir tahun lalu sebesar Rp9,21 triliun. Sementara, kas dan setara kas pada akhir periode di kuartal I-2024 tercatat sebesar Rp6,42 triliun, naik dari Rp2,31 triliun di periode sama tahun lalu.

Kontrak Baru

Hingga Mei 2024, ADHI telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp9,4 trilliun. Perolehan ini meningkat dibandingkan bulan April 2024 sebesar Rp6,3 triliun. Perolehan kontrak baru di Mei 2024 didapat dari pekerjaan proyek Gedung sebesar 50%, sumber daya air sebesar 35%, sisanya jalan & jembatan, properti, manufaktur, dan EPC. 

Sedangkan jika diurai dari sumber pendanaan bersumber dari pemerintah sebesar 70% swasta sebesar 20%, dan sisanya BUMN & lainnya. Ditinjau dari lini bisnis, perolehan kontrak masih didominasi 92% dari lini engineering & konstruksi, 4% property & hospitality, 4% lini manufaktur, dan investasi & konsesi. 

Perolehan kontrak ADHI pada bulan Mei 2024, didominasi dari pekerjaan Ibu Kota Nusantara (IKN), antara lain Gedung Istana Wakil Presiden, Jembatan Pulau Balang Bentang Pendek tahap II, Hunian Pekerja Konstruksi tahap II, serta Gedung dan Sarana Pendukung Asrama PSSI.