Bayar Utang Obligasi, Maybank Siapkan Dana Rp70,48 Miliar
- Emiten perbankan PT Maybank Indonesia Tbk menyatakan kesiapan untuk membayar obligasi yang akan jatuh tempo pada 26 Oktober 2021. Emiten bersandi BNII ini menyebut telah memiliki cukup dana untuk membayar obligasi berkelanjutan II tahap II-2018 seri B senilai Rp70,48 miliar.
Korporasi
JAKARTA - Emiten perbankan PT Maybank Indonesia Tbk menyatakan kesiapan untuk membayar obligasi yang akan jatuh tempo pada 26 Oktober 2021. Emiten bersandi BNII ini menyebut telah memiliki cukup dana untuk membayar obligasi berkelanjutan II tahap II-2018 seri B senilai Rp70,48 miliar.
Lebih rinci, dana itu terdiri dari nilai pokok obligasi Rp69 miliar dan bunga obligasi ke-12 serta pajak sebesar Rp1,48 miliar.
“Kami menyampaikan bahwa perseroan telah menyediakan dana untuk melunasi pokok dan bunga obligasi tersebut kepada pemegang obligasi,” ucap manajemen Maybank dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 19 Oktober 2021.
- Bank JTrust Patok Saham Rights Issue BCIC Rp330 Selembar, Investor Jepang Mau Ambil
- Digeser GoPay, OVO Hilang dari Halaman Utama Tokopedia
- 5 Fakta Menarik Tim Badminton Indonesia di Thomas Cup 2021
Meski tidak menyebutkan sumber dana, BNII juga diketahui menarik dana segar dengan penerbitan sertifikat deposito dengan nilai pokok Rp1 triliun. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), BNII menawarkan tingkat diskonto 4,07% per tahun dengan tenor 12 bulan. Sebagaimana sifatnya, NCD ini bisa diperdagangkan dalam satuan Rp10 miliar dan dipindahbukukan dalam satuan Rp1.
Adapun arranger atas penerbitan NCD ini antara lain PT BNI Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Maybank Sekuritas Indonesia, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
Maybank tercatat membukukan laba bersih Rp510,36 miliar pada semester I-2021. Capain ini merosot dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumya yang menyentuh Rp827,69 miliar.
Hal ini membuat laba per saham (Earning per Share/EPS) BNII jatuh dari Rp10,62 pada semester I-2020 menjadi Rp6,70 pada semester I-2021. Penurunan laba ini tidak lepas dari kinerja pendapatan, baik bunga mau pun operasional yang tergelincir pada paruh pertama tahun ini.
Pendapatan bunga dan syariah BNII turun tipis dari Rp3,9 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp3,45 triliun pada semester I-2021. Di pos pendapatan operasional, BNII mearih Rp766,34 miliar atau menurun dibandingkan semester I-2020 yang menyentuh Rp1,7 triliun.
Tidak hanya itu, total aset BNII juga merosot dari Rp173,22 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp161,60 triliun pada semester I-2021. Adapun posisi liabilitas juga merosot dari Rp146 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp134,21 triliun pada semester I-2021.