BBCA Bagi Dividen Rp33,2 Triliun, Cuan Berapa Hartono Bersaudara?
- Hartono bersaudara masih menjadi pemegang mayoritas saham BBCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan. Selain itu, kakak beradik ini juga mengempit saham atas nama pribadi.
Korporasi
JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) siap membagikan dividen sebesar Rp33,2 triliun atau Rp270 kepada tiap pemegang saham. Lantas, berapa cuan yang diperoleh Hartono bersaudara (Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono) dari tebaran dividen tersebut?
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip pada Jumat, 15 Maret 2023, Hartono bersaudara masih menjadi pemegang mayoritas saham BBCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan dengan porsi 67,72 miliar lembar saham atau setara 54.94% kepemilikan.
Alhasil, perusahaan investasi Dwimuria Investama, yang memiliki portofolio saham di PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), berhak menerima dividen sebesar Rp18,2 triliun dari BBCA.
- Pertamina jadi Kontributor 68 Persen Produksi Minyak Mentah di RI
- Pajak Ekonomi Digital Melesat, Negara Kantongi Rp22,18 Triliun
- Optimalkan Arus Kendaraan Selama Mudik, Layanan Jawa-Sumatera Dibagi Lewat Tiga Pelabuhan
Selain menggengam lewat Dwimuria Investama, Hartono bersaudara juga mengempit saham BBCA secara langsung. Rincian kepemilikan tersebut mencakup 28,1 juta lembar saham atas nama Robert Budi Hartono dan 27 juta lembar saham Bambang Hartono.
Mengacu besaran saham yang dimiliki secara pribadi, Hartono bersaudara bakal meraup cuan dari dividen BBCA tahun buku 2023 sebanyak Rp14.89 miliar. Diperinci, Robert Budi Hartono diperkirakan akan menerima dividen sebesar Rp7.59 miliar dan Bambang Hartono memperoleh Rp7.29 miliar.
Jejak Duo Hartono di BBCA
Sebagai informasi, Hartono bersaudara membeli saham BBCA senilai US$ 530 juta dari pemerintah yang disetujui Presiden Megawati Soekarnoputri melalui Grup Djarum (Farallon) pada 2002 lalu. Cerita ini bermula ketika terjadi krisis moneter (krismon) pada 1998, di mana banyak dari nasabah yang menarik uangnya dari bank tersebut.
Oleh sebab itu, ketimbang kondisi keuangan yang semakin memburuk, tepat seminggu setelah lengsernya Presiden Soeharto pada 28 Mei 1998, pemerintah mengambil alih kepemilikan BBCA yang pada saat itu dimiliki oleh Sudono Salim kini pionir Salim Group.
Asal tahu saja, sekitar tahun 2007, Grup Djarum menguasai BBCA sepenuhnya usai membeli 92,18% saham Farallon di Farindo Investment. Farindo Investment adalah perusahaan patungan Grup Djarum melalui Alaerka, dan Farallon.
Selain di sektor perbankan, Hartono Bersaudara juga memiliki beragam investasi di sektor lain, termasuk perkebunan dan properti. Keberhasilan mereka tidak hanya tercermin dalam kekayaan, tetapi juga dalam kontribusi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Rincian Dividen
Asal tahu saja, pembagian dividen final BBCA dengan 68,4% dari laba bersih 2023 yang mencapai Rp48,6 triliun. Besaran dividen final yang disepakati melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) sudah termasuk dividen interim yang telah dibagikan pada akhir tahun 2023 sebesar Rp5,2 triliun.
Dari segi historis, rasio dividen yang dibayarkan oleh bank yang dimiliki oleh Djarum Group ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2022, rasio dividen mencapai sekitar 62,12%, sedangkan pada tahun 2021 hanya sekitar 49,02%.
Dengan total dividen final mencapai Rp33,2 triliun, ini berarti setiap pemegang saham akan menerima dividen sebesar sekitar Rp270 per saham. Angka ini juga mengalami peningkatan 31,7% secara tahunan dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar Rp205 per saham.
Berdasarkan data RTI, pada perdagangan Jumat, 15 Maret 2024, pukul 10:37 WIB, saham bersandikan BBCA ini bergerak melemah 0,48% ke level Rp10.275 per saham. Meski begitu, secara year-to-date, saham perbankan swasta dengan market cap Rp1266 triliun ini telah menguat 9,04%.