Suasana pengunjung saat menyaksikan sejumlah stan dalam BCA Expoversary 2023 yang diselenggarakan selama 23-26 Februari 2023 secara hybrid di ICE BSD, Tangerang Selatan. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

BBCA Catat Penyaluran Kredit Rp922 T pada 2024, Ini Rinciannya

  • Penyaluran kredit BBCA sepanjang 2024 ditopang oleh kredit korporasi yang tumbuh 15,7% mencapai Rp426,8 triliun.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang 2024. Kenaikan tersebut seiring dengan peningkatan kredit konsolidasi perseroan, yang mencatatkan pertumbuhan total kredit sebesar 13,8% secara tahunan, mencapai Rp922 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan, emiten dengan kode saham BBCA ini berhasil meraih laba bersih sebesar Rp54,8 triliun sepanjang 2024. Angka ini lebih tinggi 13% dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp48,6 triliun.

Presiden Direktur BBCA, Jahja Setiaatmadja, menyatakan bahwa pencapaian positif BBCA dalam hal kredit diikuti dengan terjaganya kualitas kredit, di mana rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tetap terjaga pada level 1,8%, sementara Loan at Risk (LAR) membaik menjadi 5,3%.

Jahja menambahkan bahwa penyaluran kredit BBCA sepanjang tahun lalu ditopang oleh kredit korporasi yang tumbuh 15,7% mencapai Rp426,8 triliun. Sementara itu, kredit komersial naik 8,9% mencapai Rp137,9 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,8% mencapai Rp123,8 triliun.

“Adapun total portofolio kredit konsumer naik 12,4% menyentuh Rp223,7 triliun, ditopang oleh KKB yang meningkat 14,8% mencapai Rp65,3 triliun dan KPR yang naik 11,2% menjadi Rp135,5 triliun. Outstanding pinjaman konsumer lainnya, yang mayoritas berupa kartu kredit, juga tumbuh 12,8% menjadi Rp22,9 triliun," katanya pada Kamis, 23 Januari 2025.

Sementara itu, penyaluran kredit ke sektor berkelanjutan tumbuh 12,5% menjadi Rp229 triliun per Desember 2024, berkontribusi hingga 24,8% terhadap total portofolio pembiayaan. Salah satu pencapaian ini didorong oleh kredit kendaraan bermotor listrik yang meningkat 84,2% secara tahunan, mencapai Rp2,3 triliun.

Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BBCA tumbuh 9,5% menjadi Rp82,3 triliun pada 2024. Pendapatan selain bunga naik 10,2% menjadi Rp25,2 triliun, sehingga total pendapatan operasional mencapai Rp107,4 triliun, atau naik 9,7%. Sementara itu, biaya provisi BBCA tercatat sebesar Rp2 triliun.

Di sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82% dari total DPK, tumbuh 4,4% menjadi Rp924 triliun. Dengan ekspansi ekosistem transaksi perbankan yang terus berkembang, baik melalui kanal online maupun offline, total frekuensi transaksi BBCA mencatatkan rekor tertinggi, naik 21% mencapai 36 miliar transaksi.

Khusus untuk mobile banking dan internet banking, frekuensi transaksi mencapai 31,6 miliar, tumbuh 24%. Jumlah rekening nasabah BBCA per Desember 2024 mencapai lebih dari 41 juta, tumbuh dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Peningkatan CASA, volume transaksi, dan jumlah nasabah ini tercapai berkat inovasi berkelanjutan yang berfokus pada kebutuhan nasabah.

Jahja juga mengapresiasi kepercayaan nasabah dan regulator, sehingga perusahaan mampu melewati 2024 dengan solid dan menorehkan kinerja positif. Dia menilai, BBCA mampu tumbuh positif seiring dengan perkembangan ekonomi domestik yang menghadapi tantangan serta perubahan lanskap geopolitik global.

“BBCA berkomitmen mendukung perekonomian nasional, dan hal ini kami wujudkan melalui penyelenggaraan berbagai acara strategis, di antaranya BCA Expo, BCA UMKM Fest 2024, BCA Wealth Summit 2024, dan Gebyar Hadiah BCA. Berbagai kegiatan tersebut berdampak positif terhadap kinerja perseroan, salah satunya terlihat dari penyaluran kredit ke segmen UMKM yang naik signifikan per Desember 2024,” tandasnya.