BBM Naik, Sri Mulyani Sebut Subsidi Masih Bengkak hingga Rp649 Triliun
- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, subsidi dan kompensasi energi akan bengkak melewati Rp502,4 triliun meski kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi berlaku.
Nasional
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, subsidi dan kompensasi energi akan bengkak melewati Rp502,4 triliun meski kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi berlaku.
Bahkan besaran bengkaknya subsidi ini mencapai Rp649 triliun, jika harga harga rata-rata Indonesian Crude Price (ICP) dalam setahun tembus di atas US$100 per barel.
"Apabila harga rata-rata ICP setahun masih di atas US$100 per barel, maka total subsidi BBM masih akan mencapai Rp649 triliun," tulis Sri Mulyani dalam postingan di media sosialnya pada Minggu 4 September 2022.
- Grup Bakrie, Bumi Resources Minerals (BRMS) Temukan Tambahan Emas dari Proyek Palu
- Melihat Cara Kerja Flightradar24, Situs Web Pelacak Pesawat di Langit
- APPSI: Jika Harga BBM Naik, Bapok Bakal Ikut Melejit hingga 30 Persen
Jika harga ICP menyentuh US$85 per barel maka bengkaknya subsidi diperkirakan menjadi Rp591 triliun. Namun jika ICP masih diangka US$99 per barel hingga Desember 2022, maka anggaran akan bengkak menjadi Rp605 triliun.
Seperti yang diketahui, harga BBM Pertalite naik dari Rp 7.650/liter menjadi Rp 10.000/liter, Solar naik dari Rp 5.150/liter menjadi Rp 6.800/liter, Pertamax naik dari Rp 12.500/liter menjadi Rp 14.500/liter. Kenaikan ini, berlaku pada 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.
Menurut bendahara negara ini, perkembangan harga ICP tetap terus dipantau pemerintah karena suasana geopolitik dan proyeksi perekonomian dunia yang ekonomis. DIsokong oleh tambahan bansos yang diberikan oleh Kemensos, diharapkan angka kemiskinan bisa tetap diupayakan menurun didukung program pemerintah lainnya.
"Kita akan terus memantau dampak inflasi, pertumbuhan ekonomi, serta indikator dengan adanya penyesuaian tarif BBM," tandas Sri Mulyani.