BNI Sekuritas Menara BNI
Korporasi

BBNI Buka Suara ke Bursa soal Divestasi Saham Bank BSI

  • Sebagai informasi, BBNI masih tercatat sebagai pengendali BRIS dengan kepemilikan 23,24% atau sekitar 10,72 miliar saham.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) memberikan klarifikasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait pemberitaan mengenai rencana perseroan  melakukan divestasi saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI.

Sebagai informasi, BBNI masih tercatat sebagai pengendali BRIS dengan kepemilikan 23,24% atau sekitar 10,72 miliar saham. Kepemilikan saham BBNI di BSI diperoleh melalui penggabungan Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah pada 1 Februari 2024 lalu.

Corporate Secretary BBNI Okki Rushartomo Budiprabowo mengatakan bahwa perseroan sebagai pemegang saham pengendali BSI selalu berkomitmen untuk dapat berkontribusi terhadap pengembangan BSI dan industri syariah termasuk melalui pelaksanaan aksi korporasi.

Dari data RTI Business, selain BBNI, pemegang saham pengendali lainnya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan kepemilikan 51,27% atau 23,74 miliar saham. Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga menjadi pengendali dengan kepemilikan 15,38% atau 7,09 miliar saham di BSI. 

Sementara itu, pemerintah memiliki saham dwiwarna di BSI, sementara kepemilikan publik atas saham BSI mencapai 9,87% atau sekitar 4,54 miliar saham. Sebelumnya, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan sejauh ini pihaknya masih akan mempertahankan kepemilikan saham BRIS.

Namun, pihaknya mengakui kemungkinan untuk melepaskan sebagian saham BRIS secara bertahap seiring kebutuhan modal untuk ekspansi ke sejumlah anak usaha. "Intinya kami masih ingin memiliki [saham] BSI, tapi jika nanti kita butuh modal untuk yang lain, pasti kita akan menjual sebagian saham BSI,” jelasnya usai acara Peluncuran wondr by BNI, Jumat, 5 Juli 2024. 

Royke menambahkan bahwa pihaknya kemungkinan akan melakukan ekspansi ke BNI Life atau BNI Asset Management, sehingga sebagian saham yang ada di BSI akan dialihkan ke anak usaha perseroan tersebut. 

Terbaru, Kementerian BUMN melaporkan belum adanya investor strategis yang ideal bagi BSI dari Timur Tengah. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan opsi bagi BSI saat ini adalah dengan menambah porsi kepemilikan saham publik atau free float. 

"Ini karena investor swasta di Timur Tengah belum ada yang ideal. Jadi, lebih ke peningkatan free float," ujar Tiko, sapaan akrabnya, setelah acara DBS Asian Insights Conference 2024 pada Selasa, 21 Mei 2024. 

Pada perdagangan berjalan hari ini pukul 14:16 WIB, saham BBNI terpantau turun 0,41% ke level Rp4.840 per saham. Sementara itu, saham BRIS terpantau mengalami penurunan sekitar 1,19% ke level Rp2.490 per saham.