
BBRI Paling Stabil di Tengah Gejolak Saham BUMN Usai Rating Baru JP Morgan
- BBRI berhasil bertahan di tengah fluktuasi saham bank BUMN setelah JP Morgan merilis rating terbaru. Simak analisis pergerakan saham BMRI, BBNI, dan prospek perbankan ke depan.
Bursa Saham
JAKARTA – Saham bank-bank BUMN mengalami fluktuasi tinggi setelah JP Morgan merilis rating terbaru untuk PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, dua saham bank BUMN ini mengalami perubahan harga dibandingkan perdagangan sebelumnya pada penutupan hari ini Selasa, 4 Maret 2025. Praktis, hanya BBRI yang mampu bertahan dengan ditutup stagnan di level Rp3.670 per saham.
Sementara itu, emiten bersandikan BMRI terpantau mengalami pelemahan 1,22% ke level Rp4.840 per saham. Hal yang sama juga dirasakan oleh BBNI, di mana nilai emiten perbankan yang identik warna oranye ini melemah 0,94% ke level Rp4.220 per saham.
- Jadi Saksi Baru Korupsi Pertamina, Siapa Taufik Aditiyawarman?
- 37 Saham Kebakaran, LQ45 Hari Ini 04 Maret 2025 Melemah ke 725,28 Poin
- Kembali Melorot 139,26 Poin, IHSG Hari Ini 04 Maret 2025 Ditutup di 6.380,40
Sehari sebelumnya, Senin, 3 Maret 2025, JP Morgan menaikkan peringkat BMRI dari Underweight (UW) ke Neutral (N), sedangkan BBRI dan BBNI meningkat dari Neutral (N) ke Overweight (OW). Praktis, hanya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tetap bertahan dengan rating Neutral (N).
Informasi tersebut langsung direspons pasar dengan kenaikan saham ketiganya. BBRI mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 9,23% ke level Rp3.670 per saham, didorong oleh aksi akumulasi investor asing yang mencatatkan net buy sebesar Rp56,4 miliar.
Berbeda dengan BBRI, saham BMRI justru menjadi sasaran net sell investor asing dengan nilai transaksi mencapai Rp59,8 miliar. Kendati demikian, aksi akumulasi yang hampir seimbang, khususnya dari investor lokal, berhasil melambungkan saham ini sebesar 6,52% ke level Rp4.900 per saham.
Senasib dengan BMRI, saham BBNI juga mengalami net sell asing yang cukup besar, yakni Rp128 miliar. Namun, aksi akumulasi dari investor lokal tetap mampu mempertahankan penguatan saham ini, yang akhirnya naik 5,71% ke level Rp4.260 per saham.
Analis JP Morgan, Harsh Wardhan Modi, menilai prospek pemulihan saham perbankan tetap terbuka meski menghadapi tekanan eksternal. "Koreksi terbaru mencerminkan reaksi pasar yang berlebihan terhadap ketidakpastian makro dan arus keluar dana asing. Namun, fundamental perbankan Indonesia tetap kuat dengan profitabilitas yang kompetitif," tulisnya dalam riset dikutip pada Selasa, 4 Maret 2025.
JP Morgan Naikkan Peringkat Saham BUMN
Secara khusus, Modi menyoroti valuasi BBRI berdasarkan kelipatan price/book (P/B) wajar sebesar 1,64 kali, yang berasal dari dividend discount model (DDM). Bank ini juga memiliki return on equity (RoE) yang dinormalisasi sebesar 19,8%, tingkat free float 7%, biaya modal 14,8%, serta tingkat pertumbuhan terminal 7%.
Modi menambahkan bahwa aksi jual di saham bank BUMN telah menyebabkan penurunan harga saham sektor ini sebesar 17% secara year to date (YtD). Angka tersebut lebih dalam dibandingkan dengan koreksi IHSG yang turun 13%, sementara MSCI Emerging Market justru naik 2%.
Kondisi ini menunjukkan adanya potensi pemulihan teknis jangka pendek bagi saham-saham perbankan. Meskipun proyeksi tetap berhati-hati, harga saham yang telah turun di bawah level target membuat sulit untuk mempertahankan pandangan bearish terhadap sektor ini.
Catat Dividend Yield Menarik
Berdasarkan analisis JP Morgan, BBRI memiliki fundamental yang kuat dalam bisnis pendanaan UMKM, yang memungkinkan bank ini mencapai profitabilitas signifikan sepanjang siklus. Namun, saat ini BBRI tengah menghadapi tantangan akibat penurunan kualitas aset yang disebabkan oleh perubahan makroekonomi dan lemahnya penjaminan di Kupedes, terutama pada 2023 lalu.
Manajemen BBRI saat ini sedang berupaya mengatasi tantangan tersebut serta memperbaiki non-performing loan (NPL). Meskipun proses ini diperkirakan akan memakan waktu, banyak risiko yang telah diperhitungkan oleh manajemen.
Lebih jauh, JP Morgan menilai bahwa BBRI memiliki modal yang melebihi kebutuhan pertumbuhan bank tersebut. Dengan demikian, BBRI diperkirakan dapat mencatatkan rasio pembayaran dividen yang tinggi. Di satu sisi, hal ini berpotensi membatasi pertumbuhan book value (BV) BBRI, namun di sisi lain, emiten ini dapat menghasilkan dividend yield yang menarik bagi investor.