Gedung PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau Bank BTN
Perbankan

BBTN Tampil Kuat di Masa Tekanan Biaya Dana, Tiga Sekuritas Berikan Rekomendasi Beli

  • PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berhasil meraih posisi dalam daftar bank dengan pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri. Pencapaian ini diraih meskipun menghadapi tantangan suku bunga tinggi sepanjang semester I-2024.

Perbankan

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berhasil meraih posisi dalam daftar bank dengan pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri. Pencapaian ini diraih meskipun menghadapi tantangan suku bunga tinggi sepanjang semester I-2024.

Analis Sinarmas Sekuritas, Arief Machrus, mencatat bahwa dalam beberapa bulan terakhir, BBTN, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai pencapaian signifikan dengan pertumbuhan kredit yang mengesankan, melampaui target yang telah ditetapkan.

Arief bilang, kendati menghadapi lonjakan biaya dana yang menekan net interest income/NII dan net interest margin/NIM, BBTN tetap fokus pada optimasi fungsi intermediasi untuk mendukung ekonomi. 

Selain itu, manajemen optimistis bahwa masa sulit ini akan segera berlalu, terutama dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan pada paruh kedua tahun ini. “BBTN juga berhasil membukukan pertumbuhan dana yang sinifikan melalui deposito berjangka. Rasio current account saving account/CASA stabil dan cenderung membaik. Hal ini menggambarkan kualitas aset terus membaik,” tulisnya dalam riset dikutip pada Jumat, 16 Agustus 2024. 

Arief juga bilang, emiten berkodekan saham BBTN juga berhasil menjaga pertumbuhan funding karena agresif menyasar kelas menengah melalui produk BTN Prospera dan layanan digital.

Dengan strategi BBTN yang ekspansif dalam menyalurkan kredit, Sinarmas Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli pada saham BBTN dengan target harga Rp1.500 per saham. Target harga ini mencerminkan perkiraan PB sekitar 0,6%, dan menawarkan potensi penguatan hingga 14% dari harga sekarang.

Prospek positif terhadap saham BBTN juga disampaikan oleh analis Mandiri Sekuritas, Boby Kristanto Chandra dan Kresna Hutabarat. Mereka mencatat bahwa laba bersih BTN tumbuh stabil pada semester I-2024, meski ada kenaikan beban bunga. Stabilitas laba didukung oleh peningkatan pendapatan di luar bunga dan pengendalian biaya provisi.

Berdasarkan hal tersebut, Mandiri Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli terhadap saham BBTN dengan target harga Rp1.800 per saham, yang artinya akan berpotensi return investasi puluhan persen. 

“BBTN diperkirakan dapat meningkatkan ROE dalam jangka panjang, berkat peluang negosiasi ulang struktur hipotetik bersubsidi, spin-off unit bisnis syariah, dan potensi pemulihan pendapatan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah,” jelasnya dalam riset yang terbit pekan lalu. 

Pandangan positif terhadap kinerja BBTN juga disampaikan oleh analis Sucor Sekuritas, Edward Lowis. Menurutnya, terdapat empat perbaikan signifikan yang ditunjukkan BBTN hingga akhir paruh pertama tahun ini. 

“Pertama, pertumbuhan kredit yang solid. Kedua, komposisi dana pihak ketiga yang kini banyak didukung oleh CASA. Ketiga, penerapan manajemen risiko yang terukur, yang berdampak pada peningkatan kualitas kredit. Keempat, kinerja unit usaha syariah dengan pertumbuhan dua digit pada semua indikator,” jelasnya dalam riset terbarunya. 

Edward menambahkan bahwa sentimen positif terhadap BBTN mencakup optimisme bahwa bank ini akan mampu menjaga biaya dana tetap terkendali pada paruh kedua tahun ini. Selain itu, pertumbuhan kredit diharapkan tetap tinggi, melebihi 10% hingga akhir tahun.

Faktor-faktor ini mendorong Sucor Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.640 per saham. Dengan potensi penurunan harga saham yang semakin kecil, potensi kenaikan kini dinilai lebih tinggi.

Dari segi valuasi, saham ini juga tergolong murah, yakni Price Earning Ratio (PER) di angka 6,10 kali. Adapun pada perdagangan hari ini pukul 9.57 WIB, saham BBTN berhasil melesat 0,38% ke level Rp1.305 per saham.