BCA Luncurkan Reksa Dana Saham Baru Berbasis ESG
- Produk baru yang diluncurkan ini bernama reksa dana Batavia Global ESG Sharia Equity USD (BGESEU), yang mana dalam penerbitannya BCA bekerja sama dengan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) sebagai manajer investasi.
Ekonomi Syariah
JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) meluncurkan produk reksa dana saham baru berbasis investasi syariah dan bernilai lingkungan, sosial, serta tata kelola (environmental, social, and governance/ESG) dengan menggandeng Blackrock, Inc. sebagai penasihat teknis.
Produk baru yang diluncurkan ini bernama reksa dana Batavia Global ESG Sharia Equity USD (BGESEU), yang mana dalam penerbitannya BCA menggandeng PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) sebagai manajer investasi.
Direktur BCA Haryanto T. Budiman mengatakan, dalam berinvestasi, diversifikasi merupakan suatu langkah yang sangat penting untuk dilakukan.
Produk investasi yang mempertimbangkan aspek ESG pun dikatakan oleh Haryanto sebagai salah satu solusi atas kebutuhan diversifikasi tersebut.
"Perusahaan yang menerapkan aspek ESG juga cenderung memiliki ketahanan yang tinggi pada masa krisis dan dapat menciptakan value maupun keuntungan dalam jangka panjang," kata Haryanto dikutip dari keterangan yang diterima TrenAsia, Jumat, 7 Juli 2023.
- Garudafood Terapkan Prinsip Triple Bottom Line dalam Lingkungan Keberlanjutan ESG
- Indika Energy dan Komitmen Penerapan ESG
- Pembagian 'Kue' Renovasi JIS untuk Piala Dunia U-17
Peluncuran produk reksa dana baru ini pun diinisiasi perseroan karena BCA melihat semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang memahami akan pentingnya berinvestasi untuk masa depan.
Data statistik pasar modal Indonesia memperlihatkan pertumbuhan jumlah investor Indonesia yang tumbuh 4,39% secara year-on-year (yoy) pada akhir kuartal I-2023. Pertumbuhan itu terjadi seiring dengan dana kelolaan (asset under management/AUM) investasi BCA yang tumbuh hingga 40% pada periode yang sama.
Dengan melihat minat investasi yang tumbuh pesat di masyarakat Indonesia, Haryanto pun mengatakan bahwa pihaknya selalu siap membantu nasabah mempersiapkan masa depan melalui layanan investment advisory yang memberikan solusi portofolio investasi sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko nasabah.
"Salah satu dari komitmen tersebut adalah dengan menghadirkan Batavia Global ESG Sharia Equity USD untuk melengkapi pilihan reksa dana di BCA," katanya.
Reksa dana Batavia Global ESG Sharia Equity USD ini bisa diperoleh melalui kantor cabang BCA yang melayani transaksi investasi. Bagi nasabah yang ingin membeli melalui fitur Welma di aplikasi myBCA, diimbau untuk memastikan rekening investasi reksa dana USD nasabah sudah terkoneksi dengan fitur tersebut.
Presiden Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi mengatakan, seperti halnya BCA, pihaknya pun memandang bahwa perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan ESG cenderung dikelola dengan lebih baik.
Tidak hanya itu, perusahaan yang menerapkan semangat keberlanjutan dalam bisnisnya pun cenderung terhindar dari potensi sanksi akibat pelanggaran hukum serta tuntutan dari pelanggan dan karyawan.
- Sering Overthinking? Berikut 3 Asal Usulnya Menurut Psikolog
- Penting Bagi Pemimpin, Berikut Cara Memiliki Emotional Intelligence yang Tinggi
- Canggih! WhatsApp Akan Mudahkan Pengguna Kirim Video HD
"Kami menggandeng Blackrok yang merupakan salah satu manajer investasi terbesar di dunia sebagai penasihat teknis yang memiliki keunggulan teknologi serta sumber daya riset yang dapat membantu pengelolaan portofolio Batavia Global ESG Sharia Equity USD semakin optimal," kata Lilis.
Blackrock sendiri sudah berpengalaman lebih dari 30 tahun dalam pengelolaan investasi dan mencatat dana kelolaan hingga US$8,5 triliun atau setara dengan Rp128,02 kuadriliun dalam asumsi kurs Rp15.062 per-dolar Amerika Serikat (AS).
Dalam pengelolaan investasi Batavia Global ESG Sharia Equity USD yang melibatkan Blackrock sebagai penasihat teknis ini, saham perusahaan global yang sudah menerapkan ESG akan menjadi sasaran utama. Perusahaan-perusahaan global tersebut diutamakan yang bergerak di sektor teknologi informasi, kesehatan, hingga material dan industri.