BCA Milik Konglomerat Terkaya RI Akuisisi Rabobank Rp500 Miliar
JAKARTA – Setelah membeli PT Bank Royal Indonesia senilai Rp1 triliun, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) kembali mengakuisisi PT Rabobank International Indonesia pada harga Rp500 miliar. Sekretaris Perusahaan BCA Raymon Yonarto mengatakan rancangan akuisisi sudah dipublikasikan di media pada Senin, 8 Juni 2020. Rencana ini merupakan tindak lanjut dari publikasi di PT Bursa Efek […]
Industri
JAKARTA – Setelah membeli PT Bank Royal Indonesia senilai Rp1 triliun, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) kembali mengakuisisi PT Rabobank International Indonesia pada harga Rp500 miliar.
Sekretaris Perusahaan BCA Raymon Yonarto mengatakan rancangan akuisisi sudah dipublikasikan di media pada Senin, 8 Juni 2020. Rencana ini merupakan tindak lanjut dari publikasi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) 11 Desember 2019.
Aksi korporasi ini akan dilakukan oleh BCA dan anak usahanya, PT BCA Finance masing-masing 3,71 juta lembar dan 1 saham dari total modal ditempatkan dan disetor penuh pada Rabobank.
“Nilai perkiraan sementara rencana akuisisi adalah sekitar Rp500 miliar. Nilai akhir rencana akuisisi disepakati mengacu kepada nilai ekuitas Rabobank yang disesuaikan pada saat pelaksanaan akuisisi ditambah dengan premium yang bersifat tetap sebesar US$20,5 juta setara Rp287 miliar,” tulis keterbukaan informasi BCA di BEI, Senin, 8 Juni 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Aksi korporasi anorganik ini dilakukan hanya berselang setahun dari transaksi sebelumnya. Tepatnya pada 16 April 2019, BCA baru saja membeli PT Bank Royal Indonesia seharga Rp1 triliun.
Direktur BCA Rudi Susanto pada saat itu mengatakan perseroan mencari bank lagi karena seperti aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BCA harus mengakuisisi dua bank baru agar bisa beroperasi atau menguasai secara mayoritas.
Akuisisi bank kecil ini, kata Rudi, dilakukan karena BCA akan menguji coba bisnis virtual bank only. Investasi yang akan digelontorkan BCA ke bisnis bank barunya pun akan besar. Sehingga BCA harus memiliki kontrol penuh pada kedua bank tersebut agar tak merugikan pihak lain.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan perseroan akan menjadikan Bank Royal sebagai bank digital yang fokus pada segmen kredit online. Selanjutnya, perseroan juga bakal merancang penggabungan dua bank hasil akuisisi tersebut.
Manajemen emiten bersandi saham BBCA tersebut akan membuat Bank Royal menjadi bank digital yang menyalurkan kredit untuk sektor usaha kecil dan menengah (UKM), serta supply chain.
Sebagai informasi, mayoritas saham BBCA dimiliki oleh keluarga Hartono, konglomerat paling kaya di Indonesia pemilik Grup Djarum. Kakak beradik Robert Budi dan Michael Hartono ditaksir memiliki kekayaan US$37,3 miliar setara Rp522 triliun versi majalah Forbes 2019.
Rencana aksi korporasi itu otomastis direspons positif oleh investor BCA. Saham BBCA langsung melejit 3,06% sebesar 875 poin ke level Rp29.500 per lembar.
Kapitalisasi pasar BBCA pun melejit 12,3% ke posisi jawara menjadi Rp727,32 triliun hanya dalam sehari. Imbal hasil saham BBCA dalam setahun terakhir mencapai 3,49%.
Rabobank Ditutup
Rabobank Indonesia atau PT Bank Rabobank International Indonesia mulai beroperasi pada tahun 1990 dengan memberikan layanan perbankan korporasi.
Dikutip TrenAsia.com dari laman resmi perseroan, Senin, 8 Juni 2020, Rabobank Indonesia adalah anak perusahaan Rabobank Group yang berpusat di Utrecht, Belanda.
Meski sudah 29 tahun beroperasi di Indonesia, ternyata manajemen Rabobank telah mengumumkan penutupan sejumlah layanan kepada nasabahnya sejak 2 Januari 2019. Lewat surat kepada nasabah, manajemen mengumumkan penghentian operasional bank secara bertahap.
“Kami telah memulai proses penutupan sejak awal tahun ini dan dapat kami sampaikan bahwa proses ini telah berjalan dengan sangat lancar sejauh ini,” tulis manajemen Rabobank.
Setelah proses penutupan berlangsung, akhirnya manajemen mengumumkan BCA resmi bakal menjadi pemegang saham pengendali setelah seluruh persyaratan terpenuhi yang diperkirakan akan rampung pada 2020.
Secara resmi, seluruh layanan nasabah Rabobank bakal berhenti pada 31 Desember 2019. Bank yang menggarap sektor pangan dan agribisnis ini bakal mengembalikan izin perbankan kepada OJK.
Per akhir November 2019, total aset Rabobank mencapai Rp2,8 triliun. Sedangkan liabilitas perseroan mencapai Rp1,43 triliun dan ekuitas Rp1,36 triliun.
Dana pihak ketiga (DPK) Rabobank terdiri dari giro Rp122 miliar, tabungan Rp4,1 miliar, dan simpanan berjangka Rp71,39 miliar. Sedangkan, kredit mencapai Rp1,9 triliun.
Pendapatan bunga bersih Rabobank periode Januari-November 2019 mencapai Rp370,78 miliar. Namun, perseroan mencatat rugi bersih tahun berjalan mencapai Rp726 miliar.
Pemegang saham Rabobank sebelum diakuisisi oleh BCA yakni Coöperatieve Rabobank U.A (77,53%), PT Aditirta Suryasentosa (8%), PT Antarindo Optima (8%), PT Antariksabuana Citanagara (4%), PT Mitra Usaha Kencana Sejati (0,27%), dan Jimmy Lityo (2,2%). (SKO)