Suasana nasabah melakukan transaksi di counter kantor cabang Bank BCA, Gandaria City, Jakarta, Kamis, 16 Desember 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Perbankan

BCA Raup Laba Bersih Rp24,2 Triliun, Naik 34 Persen pada Semester I-2023

  • Laba bersih BCA didukung oleh kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencetak kenaikan laba bersih 34% secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada semester I-2023.

Dengan kenaikan tersebut, pada paruh pertama tahun ini BCA mencatat laba bersih sebesar Rp24,2 triliun. Capaian laba bersih BCA ini didukung oleh kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Hingga Juni 2023, kredit konsumer menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi karena didukung oleh pelaksanaan BCA Expoversary 2023 yang ditutup pada akhir April 2023.

"Di samping itu, kami melihat permintaan kredit yang kuat dari sektor UMKM, sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnis di segmen tersebut," ujar EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Senin, 24 Juli 2023.

Per-akhir semester I-2023, total portofolio kredit konsumer BCA naik 13,9% yoy menjadi Rp183,9 triliun. Sementara itu, kredit komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM) tumbuh 10,9% yoy ke angka Rp219,2 triliun.

Kredit korporasi tercatat naik 5,1% yoy mencapai Rp325 triliun sehingga secara keseluruhan, total kredit BCA naik 9% yoy menjadi Rp735,9 triliun pada akhir Juni 2023.

Kredit konsumer menjadi segmen tertinggi dengan dukungan kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh 12% yoy ke Rp114,6 triliun, serta kredit kendaraan bermotor (KKB) naik 19,2% ke Rp51,4 triliun.

Penyaluran kredit dari BCA untuk sektor-sektor berkelanjutan pun naik 6,9% yoy menjadi Rp181,2 triliun dan berkontribusi hingga 24,3% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

Untuk mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik, BCA menyalurkan pembiayaan konsumsi untuk kendaraan listrik sebesar Rp751 miliar atau tumbuh 44 kali lipat secara tahunan.

Portofolio kredit BCA yang direstrukturisasi mengalami perbaikan dengan menurunnya rasio loan at risk (LAR) ke 8,7% pada semester I-2023 dari 12,3% dari tahun sebelumnya.

Rasio kredit bermasalah alias nonperforming loan (NPL) pun mengalami penurunan dari 2,2% menjadi 1,9%.

Untuk segmen pendapatan, BCA mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) perseroan mengalami pertumbuhan 24,6% yoy ke angka Rp37,1 triliun.

Sementara itu, pendapatan selain bunga tumbuh 9,4% yoy menjadi Rp12,2 triliun dengan dukungan dari kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 5,4%. Jika diakumulasikan, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp49,3 triliun atau naik 20,5% yoy.

Dari segi penghimpunan dana, dana murah atau current account saving account (CASA) BCA tercatat sebesar Rp864,7 triliun pada semester I-2023 atau naik 5,7% yoy dan berkontribusi 81% terhadap total dana pihak ketiga (DPK).

Secara keseluruhan, total DPK tercatat naik 6% yoy menjadi Rp1,07 kuadriliun dan menopang pertumbuhan aset sebesar 7,3% yoy ke angka Rp1,35 kuadriliun.

Kemudian, rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity/ROE) BCA berada di level 24,2% di semester I-2023 dan menembus level tertinggi sejak akhir tahun 2014.

Untuk rasio pengembalian terhadap aset alias return on asset (ROA), levelnya berada di angka 3,7% dan menjadi capaian tertinggi pascapandemi.