PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) berupaya kembangkan ekosistem digital yang lebih masif untuk optimalkan digital banking. / Dok. Bank BJB.
Perbankan

Beban Bunga Bengkak, Laba BJB (BJBR) Melorot 29,58 Persen

  • Pendapatan bunga BJB pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp14,26 triliun, mengalami kenaikan sebesar 4,57% yoy. Walaupun naik, beban bunga Perseroan pada 2023 melonjak 37,63% yoy menjadi Rp7,19 triliun Selain itu, kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) juga melonjak 253,76% dari Rp210,78 miliar menjadi Rp745,66 miliar.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB/BJBR) mencatat laba bersih Rp1,7 triliun dengan penurunan 29,58% secara tahunan alias year-on-year (yoy) pada tahun 2023 karena ditekan oleh beban bunga yang membengkak. 

Pendapatan bunga BJB pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp14,26 triliun, mengalami kenaikan sebesar 4,57% yoy. Walaupun naik, beban bunga Perseroan pada 2023 melonjak 37,63% yoy menjadi Rp7,19 triliun Selain itu, kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) juga melonjak 253,76% dari Rp210,78 miliar menjadi Rp745,66 miliar. 

Dengan demikian, pendapatan bunga bersih turun sebesar 15,98% yoy menjadi Rp 7,06 triliun. Dengan penurunan tersebut marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) BJB turun dari 5,86% menjadi 4,89%. sebesar 97 basis poin (bps) menjadi 4,89%. 

Per-Desember 2023, Bank BJB mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp136,61 triliun, naik 4,17% yoy. Giro mengalami kontraksi sebesar 10,88% yoy menjadi Rp 22,9 triliun sementara tabungan tumbuh sebesar 16% yoy menjadi Rp33,64 triliun. Deposito juga mengalami kenaikan sebesar 4,75% yoy menjadi Rp80,06 triliun.

Dari sisi fungsi intermediasi, BJB mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 125,08 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 8,05% yoy. 

Pertumbuhan kredit ini turut mendorong aset bank yang tumbuh sebesar 3,89% yoy menjadi Rp 188,29 triliun. Meskipun terjadi pertumbuhan kredit, kualitas aset tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross sebesar 1,35% dan NPL net sebesar 0,75%. Bank BJB juga mencatatkan rasio permodalan yang cukup kuat, yakni sebesar 20,05%. 

Pendapatan berbasis komisi atau fee based income BJB mengalami peningkatan signifikan sebesar 20,92% secara tahunan, mencapai Rp1,45 triliun pada tahun 2023. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,19 triliun pada tahun 2022.

Dalam konteks rasio profitabilitas, BJB mencatat tingkat pengembalian aset (Return on Asset/ROA) sebesar 1,29%. Sementara itu, tingkat pengembalian ekuitas (Return on Equity/ROE) mencapai 13,38%. 

Total aset bank secara konsolidasi mengalami peningkatan sebesar 3,89%, mencapai Rp188,29 triliun pada tahun 2023, dibandingkan dengan Rp181,24 triliun pada tahun 2022. 

Dalam hal permodalan, BJB berhasil mengukuhkan posisinya dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang meningkat dari 19,19% pada tahun 2022 menjadi 20,05% pada 31 Desember 2023. Sementara itu, modal tier 1 bank only juga mengalami penguatan signifikan, naik dari Rp12,81 triliun menjadi Rp13,40 triliun pada periode yang sama.