Gedung United Overseas Bank (UOB).
Perbankan

Beban Bunga Melambung, Laba Bersih UOB Turun 29 Persen

  • Penurunan tersebut terjadi seiring dengan lonjakan beban yang melebihi kenaikan pendapatan. Pada tahun 2023, pendapatan bunga Bank UOB Indonesia tumbuh 33,28% (year-on-year/yoy) menjadi Rp9,54 triliun dari Rp7,16 triliun pada tahun sebelumnya.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – PT Bank UOB Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar Rp674,96 miliar pada tahun 2023, mengalami penurunan sebesar 29,07% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp951,56 miliar. 

Penurunan tersebut terjadi seiring dengan lonjakan beban yang melebihi kenaikan pendapatan. Pada tahun 2023, pendapatan bunga Bank UOB Indonesia tumbuh 33,28% (year-on-year/yoy) menjadi Rp9,54 triliun dari Rp7,16 triliun pada tahun sebelumnya.

Meskipun pendapatan bunga meningkat, beban bunga perusahaan juga mengalami lonjakan signifikan sebesar 96,33% (yoy), mencapai Rp4,34 triliun dari Rp2,21 triliun. 

Akibatnya, pendapatan bunga bersih bank hanya naik tipis sebesar 5,09% yoy  menjadi Rp5,2 triliun pada 2023, dibandingkan dengan posisi Rp4,95 triliun pada tahun sebelumnya.

Selain beban bunga, beban operasional lainnya juga mengalami kenaikan sebesar 12,35% yoy menjadi Rp4,28 triliun. Kenaikan beban operasional tersebut berkontribusi pada penurunan laba operasional Bank UOB sebesar 19,27% yoy menjadi Rp917,47 miliar dari sebelumnya Rp1,14 triliun.

Penyaluran kredit Bank UOB Indonesia juga mengalami penurunan sebesar 1,77% dari Rp85,53 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp84,02 triliun pada 2023. 

Meskipun begitu, total aset yang dikuasai bank mengalami kenaikan sebesar 17,55% (yoy) menjadi Rp162,55 triliun dari Rp138,28 triliun pada tahun sebelumnya. Kenaikan total aset terjadi seiring dengan peningkatan total ekuitas sebesar 14,58% menjadi Rp17,6 triliun dari Rp15,36 triliun.

Dalam hal penghimpunan dana, Bank UOB Indonesia berhasil mengantongi dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp119,28 triliun, mengalami peningkatan sebesar 4,71% dari Rp113,92 triliun pada tahun 2022. 

Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan jumlah deposito sebesar 13,68% yoy menjadi Rp61,19 triliun, yang setara dengan 48,7% dari jumlah DPK.

Namun, jumlah dana murah atau current account savings account (CASA) mengalami penurunan sebesar 2,59% (yoy) menjadi Rp61,19 triliun, menyumbang sebesar 51,3% dari jumlah DPK per 2023.

Dalam mengukur profitabilitas, Bank UOB Indonesia mencatat imbal hasil ekuitas (return on equity/ROE) sebesar 4,44%, mengalami penurunan dari sebelumnya yang mencapai 6,7%. Sementara itu, imbal hasil aset (return on asset/ROA) turun menjadi 0,61% dari level 0,84% pada periode sebelumnya. Nilai marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) juga mengalami penurunan, berada di angka 3,85% dari sebelumnya 3,98%.