Pejalan kaki melintas depan logo BRI di Kantor Pusat Bank Rakyat Indonesia Jl Jend Sudirman Jakarta Pusat. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Perbankan

Beban Bunga Melonjak, Laba Bersih BRI Tumbuh 2,47 Persen

  • Terdapat penurunan tipis pada margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) BBRI yang turun sebesar 8 basis poin, dari 6,67% pada kuartal I tahun 2023 menjadi 6,59% pada kuartal I tahun 2024.
Perbankan
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI/BBRI) telah mencatatkan keberhasilan dengan mencapai laba bersih konsolidasi yang berjumlah Rp15,88 triliun pada kuartal pertama tahun 2024.

Pertumbuhan ini menunjukkan kenaikan sebesar 2,47% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Peningkatan laba bank ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) yang mencapai Rp35,95 triliun, meningkat sebesar 9,7% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun sebelumnya.

"Pencapaian tersebut membuat BRI tetap optimis dengan kinerja ke depan dan akan lebih fokus kepada tantangan domestik,” papar Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto dalam konferensi pers paparan kinerja BRI kuartal I-2024 yang ditayangkan secara virtual, Kamis, 25 April 2024.

Meskipun demikian, terdapat penurunan tipis pada margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) BBRI yang turun sebesar 8 basis poin, dari 6,67% pada kuartal I tahun 2023 menjadi 6,59% pada kuartal I tahun 2024. 

Penurunan NIM tersebut dipengaruhi oleh beban bunga yang  naik signifikan sampai 45,87% pada kuartal I-2024 dengan angka yang mencapai Rp14,12 triliun. 

Namun, laba bank tetap mendapatkan dorongan dari pendapatan berbasis komisi atau fee-based income yang mencapai Rp5,43 triliun, mengalami kenaikan sebesar 7,1% dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Transaksi BRIZZI dari BRI Meningkat 15 Persen saat Lebaran 2024

Dalam hal efisiensi operasional, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mencapai 67,73% pada kuartal I tahun 2024. Sementara itu, cost to income ratio (CIR) berhasil menurun dari 37,37% pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 34,25%.

Dari segi pemberian kredit, BRI berhasil menyalurkan kredit dan pinjaman syariah sebesar Rp1.250,82 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 10,95% dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun total aset bank mengalami peningkatan sebesar 9,11% menjadi Rp1.989,07 triliun pada kuartal I tahun 2024.

Catur memberikan rincian bahwa kredit segmen mikro tumbuh 10,51% yoy menjadi Rp622,61 triliun, sedangkan segmen konsumer tumbuh 11,52% yoy menjadi Rp193,96 triliun, segmen kecil dan menengah menjadi Rp272,85 triliun. Sementara itu, kredit korporasi tumbuh 15,10% menjadi Rp219,24 triliun.

Mengenai kualitas kredit, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross BBRI berada pada 3,27% pada kuartal pertama tahun 2024. Sementara NPL net mencapai 1%.

Dari sisi pendanaan, BBRI berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.416,21 triliun, mengalami kenaikan sebesar 12,8% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Sementara itu, dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) juga mengalami kenaikan sebesar 7,8% menjadi Rp873,29 triliun.