Karyawan beraktivitas di dekat layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu, 6 April 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Beban Gaji Melambung, Laba BEI Amblas 40 Persen

  • PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan penurunan laba bersih sebesar 40,3% menjadi Rp578,67 miliar pada 2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp968,74 miliar.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan penurunan laba bersih sebesar 40,3% menjadi Rp578,67 miliar pada 2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp968,74 miliar.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyatakan penurunan laba ini dipengaruhi oleh kenaikan beban, terutama beban gaji dan tunjangan, yang menyumbang 30,7% dari total beban perusahaan, meningkat 19,1% dari tahun sebelumnya.

Iman menjelaskan bahwa kenaikan ini terutama disebabkan oleh implementasi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 66 tahun 2023, yang meningkatkan tunjangan pajak perusahaan sebesar 71%. Kenaikan gaji sendiri meningkat sebesar 3,1% dibandingkan tahun lalu.

"Meski kontribusi gaji dan tunjangan meningkat menjadi 30,7%, ini masih lebih rendah dibandingkan dengan bursa ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura yang rata-rata di angka 40-50%," kata Iman setelah Rapat Umum Pemegang Tahunan (RUPST) hari ini Rabu, 26 Juni 2024.

Selain itu, Pasal 70 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mewajibkan perusahaan untuk menyisihkan paling sedikit 20% dari modal ditempatkan dan disetor, jika perusahaan memiliki saldo laba positif.

BEI telah meminta persetujuan pemegang saham untuk menyesuaikan nilai cadangan wajib atas saldo laba perusahaan sebesar 20% dari modal disetor, seiring dengan peningkatan modal disetor setelah kapitalisasi saldo laba ditahan yang berlaku efektif sejak 8 September 2023.

Jumlah penyisihan dari laba bersih tahun buku 2023 yang dialokasikan ke cadangan wajib adalah Rp151,69 miliar. Dengan demikian, total cadangan wajib yang terbentuk adalah Rp154,50 miliar atau 20% dari modal disetor perusahaan per 31 Desember 2023 sebesar Rp772,50 miliar.

Dalam RUPST tersebut juga disetujui pengangkatan anggota Dewan Komisaris BEI untuk masa bakti 2024-2028, yaitu Nurhaida sebagai Komisaris Utama, dengan Yozua Makes, Mohamad Oki Ramadhana, Karman Pamurahardjo, dan Lany Djuwita sebagai Komisaris.