Beban Interkoneksi Bengkak Jadi Rp2,86 Triliun, Laba Bersih XL Axiata Tergerus 13,85 Persen pada 2022
- Tahun lalu, beban interkoneksi tembus Rp2,86 triliun dari semula Rp1,53 triliun pada 2021
Korporasi
JAKARTA – Emiten telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCEL) membukukan penurunan laba bersih sedalam 13,85% secara tahunan (year on year/ yoy) menjadi Rp1,12 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp1,28 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2022, Senin, 20 Februari 2023, EXCEL sejatinya telah meraup pendapatan sebesar Rp19,14 triliun atau tumbuh 9% dari tahun sebelumnya Rp26,75 triliun. Pendapatan dari pos data dan layanan digital menguasai hingga 91 % dari total pendapatan perusahaan atau senilai Rp26,6 trilun.
Alhasil, pertumbuhan tersebut berdampak terhadap EBITDA yang tumbuh 7% yoy dengan margin 49%, menjadi Rp14,2 triliun.
- Tiket Kereta Lebaran Mulai Dijual Akhir Pekan Ini, Cek Ketentuannya
- Golden Energy Mines (GEMS) Angkat Stafsus Menteri ESDM Jadi Anggota Komite Audit
- Hasil Riset: Konsumsi Kopi Panas Bisa Memicu Kanker
- Penuhi Kebutuhan Puasa, RI Bakal Impor 200 Ribu Ton Daging Sapi dan Kerbau
Meski pendapatan kian tambun, XL Axiata mencatat pembengkakan pada pos beban. Pada pos ini, seluruh beban mencatatkan kenaikan, termasuk beban interkoneksi dan beban langsung lainnya yang bengkak hingga 87,25%. Tahun lalu, beban interkoneksi tembus Rp2,86 triliun dari semula Rp1,53 triliun pada 2021.
Sekadar informasi, tarif interkoneksi ini adalah biaya yang mesti dikeluarkan operator untuk melakukan panggilan lintas jaringan. Tarif tersebut merupakan salah satu komponen dalam menentukan tarif ritel yang akan dikenakan pada pelanggan layanan telekomunikasi.
Sepanjang 2022, EXCL membukukan jumlah aset Rp87,27 triliun, naik dari akhir 2021 sebesar Rp72,75 triliun. Sedangkan, jumlah liabilitas jangka pendek perseroan naik menjadi Rp22,6 triliun di akhir Juni 2022, dari Rp20,9 triliun di akhir Desember 2021.
Begitu juga dengan jumlah liabilitas jangka panjang yang naik dari Rp31,71 triliun di akhir 2021, menjadi Rp35,15 triliun di akhir 2022. Jumlah ekuitas perseroan juga terpantau naik menjadi Rp25,77 triliun di akhir 2022, dari Rp20,08 triliun di 31 Desember 2021.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, sepanjang tahun 2022, industri telekomunikasi Indonesia diwarnai dengan persaingan yang cukup ketat, terutama pada periode kuartal keempat.
“Konsumsi data oleh pelanggan XL Axiata tetap kuat terutama didorong oleh streaming video, yang kami perkirakan akan terus berlanjut di tahun 2023,” terang Dian.
Di tahun 2022, XL Axiata meningkatkan blended ARPU (average revenue per user) menjadi Rp39 ribu dari Rp36 ribu di periode tahun sebelumnya, dengan total pelanggan mencapai 57,5 juta pelanggan.
Dian menambahkan, XL Axiata juga berhasil meningkatkan nilai NPS (Net Promoter Score) secara signifikan hingga sebesar 4,5x sehingga mendorong penggunaan layanan dan pada akhirnya juga membantu meningkatkan pendapatan.