<p>Suasana pengunjung berbenja di Matahari Departement Store Mal WTC, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, 20 Oktober 2020. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Korporasi

Beban Pokok Menyusut, Matahari Department Store (LPPF) Berbalik Untung Rp145 Miliar di Awal Tahun 2022

  • LPPF membukukan pendapatan bersih sebanyak Rp1,29 triliun per 31 Maret 2022. Angka tersebut naik sekitar 10,76% year-on-year (yoy) dari Rp1,16 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten ritel milik Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mencatat kinerja positif pada kuartal I-2022. Perseroan berhasil berbalik untuk akibat pendapatan yang bertumbuh disertai dengan beban yang menyusut.

Melansir laporan keuangannya, LPPF membukukan pendapatan bersih sebanyak Rp1,29 triliun per 31 Maret 2022. Angka tersebut naik sekitar 10,76% year-on-year (yoy) dari Rp1,16 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Kontribusi terbesar pendapatan perseroan masih dicatatkan oleh segmen penjualan eceran yang turut meningkat secara tahunan dari Rp741,40 miliar menjadi Rp770 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini.

Kemudian disusul oleh penjualan konsinyasi yang ikut bertumbuh menjadi Rp512,96 miliar pada triwulan pertama tahun ini berbanding Rp416,01 miliar pada tahun lalu. Sedangkan, segmen pendapatan jasa turun dari Rp4,83 miliar menjadi Rp4,31 miliar.

Perseroan juga tampak berhasil melakukan efisiensi operasional di tengah pertumbuhan pendapatan. Buktinya, beban pokok pendapatan LPPF mengempis 7,59% year-on-year (yoy) menjadi Rp436,91 miliar dari Rp472,82 miliar pada triwulan pertama tahun lalu.

Alhasil, perseroan berhasil mencetak laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak Rp145,05 miliar hingga akhir Maret 2022. Nilai ini berbanding terbalik dari periode yang sama tahun lalu, di mana LPPF membukukan rugi bersih Rp95,35 miliar.

Wakil Presiden Direktur dan CEO Matahari Terry O'Connor mengatakan bahwa capaian ini diraih kendati varian Omicron memuncak pada Februari 2022. Namun, kata dia, normalisasi jam operasional ritel dan penghapusan sebagian besar pembatasan juga membantu kondisi perdagangan ke depan.

“Barang dagangan baru dan praktik merchandising kami mendukung pencapaian produktivitas penjualan dan marjin, dan momentum pemulihan yang kuat meningkatkan kemampuan kami untuk berinvestasi di gerai, teknologi, dan pemasaran untuk menciptakan siklus yang baik,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Kamis, 28 April 2022.

Ia menjelaskan, panduan perkiraan manajemen atas EBITDA saat ini sebesar Rp2 triliun dan akan ditinjau kembali untuk dinaikkan selama periode kuartal II-2022. Terry optimistis dapat mempertahankan kinerja positif ke depannya.