<p>Ilustrasi proyek pertambangan. / Dok. PT Merdeka Copper Gold Tbk</p>
Korporasi

Beban Pokok Naik Ratusan Persen, Merdeka Copper (MDKA) Berbalik Rugi Rp241,72 Miliar

  • Beban pokok pendapatan tercatat terbang ratusan persen, tepatnya 177% menjadi US$507,76 juta dari semula US$175,65 juta

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Emiten tambang logam PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membukukan kerugian bersih senilai US$15,22 juta atau setara dengan Rp241,72 miliar pada periode kuartal I-2024.

Kinerja tersebut berbanding terbalik dengan perolehan periode yang sama tahun lalu. Di mana pada Maret 2023, MDKA meraup keuntungan sebanyak US$3,11 juta.

Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir September 2023, kerugian tersebut ditelan di saat pendapatan Merdeka Copper justru terbang 152,57% menjadi US$541,05 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya US$214,21 juta. 

Perinciannya, pendapatan MDKA berasal dari ekspor emas, perak, katoda tembaga, hingga feronikel dan nickel matte senilai US$541,05 juta. Dari segmen ini, penjulan di pasar domestik menghasilkan pendapatan sebesar US$255,69 juta, bertambah dari periode yang sama tahun lalu Rp127,65 juta.

Sementara itu, realisasi ekspor MDKA pada kuartal I-2024 berjumlah US$284,42 juta, berkali lipat dibandingkan dengan US$86,89 juta.

Lalu penjualan kepada pihak ketiga senilai US$124.838 dan kepada pihak berelasi senilai US$1,08 juta per Maret 2023.

Adapun transaksi penjualan kepada pelanggan yang melebihi 10% dari penjualan bersih yakni PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel senilai US$118,63 juta, Eternal Tsingshan Group Eternal Tsingshan Group Limited sebesar US$118,15 juta.

Kemudian, PT CNGR Ding Xing New Energy US$115,23 juta, Precious Metals Global Markets (HSBC) senilai US$59,42 juta, dan Mitsui & Co Ltd senilai US$20,37 juta.

Sayangnya, pendapatan besar Merdeka Copper melekat dengan beban pokok pendapatan yang juga melangit. Hingga akhir Maret 20234, beban pokok pendapatan MDKA bengkak jadi US$507,76 juta dari sebelumnya US$481,91 juta.

Tercatat, pembengkakan terbesar berasal dari biaya pengolahan yang melambung jadi US$339,86 juta dari semula US$175,65 juta. Berdasarkan laporan keuangan periode Januari – Maret 2023, TrenAsia setidaknya mencatat ada dua pos pengeluaran yang mengalami persentase kenaikan terbanyak.

1. Beban Pokok Pendapatan (+177%)

Catatan 32 laporan keuangan MDKA merekam pembengkakan pada beban pokok pendapatan. Beban ini tercatat terbang ratusan persen, tepatnya 177% menjadi US$507,76 juta dari semula US$175,65 juta.

Dari sejumlah komponen yang termasuk di dalamnya, biaya pengolahan naik paling tinggi yakni 93,48% yoy. Jika pada Maret 2023 biaya pengolahan hanya menelan dana US$175,65 juta, maka periode ini nilainya naik jadi US$339,86 juta.

2. Asuransi (+82,83%)

Masih dari beban umum dan administrasi, lonjakan biaya juga terlihat pada komponen asuransi. Pada akhir bulan ke-3, biaya asuransi yang dibayarkan MDKA naik 82,83% yoy dari US$600.499 menjadi US$1,09 juta.