Nasional

Bebas Hambatan, Andika Perkasa Pilihan Jokowi Resmi Jadi Panglima TNI

  • Tidak butuh waktu lama bagi DPR untuk mengesahkan pencalonan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI yang baru.
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Tidak butuh waktu lama bagi DPR untuk mengesahkan pencalonan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI yang baru.

Hanya seminggu setelah menerima Surat Presiden (Surpres) Joko Wododo mengenai usulan calon Panglima TNI, dalam paripurna kesembilan Masa Persidangan II Tahun Sidang 2021-2022 awal pekan ini, DPR langsung mengesahkan pencalonan Andika Perkasa.

Adapun Surpres Jokowi diantar Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada Ketua DPR Puan Maharani pada 3 November 2021.

Dalam Surpres tersebut, Jokowi menetapkan Andika Perkasa menjadi calon tunggal Panglima TNI. DPR segera meresponnya dengan melakukan uji kepatutan dan kelaiakan (fit and proper test).

Tes tersebut dilakukan pada Sabtu, 6 November 2021 untuk melihat visi dan kemampuan jenderal bintang empat tersebut dalam memimpoin militer Indonesia.

Dalam paparannya, Andika Perkasa meminta masyarakat jangan terlalu tinggi berharap kepada TNI. Karena itu, dia mengusung tema yang menjadi visinya yaitu "TNI adalah Kita".

"Berangkat dari vision statement, saya memilih TNI adalah kita," kata Andika di ruang rapat Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, 6 November 2021.

Visi tersebut mencerminkan kemauan politik TNI untuk lebih bekerja bersama masyarakat dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Setelah lolos tes tersebut, Andika Perkasa, yang menjabat sebagai KSAD sejak 22 November 2018, kini resmi menggantikan Panglima TNI Marksel Hadi Tjahjanto yang segera pensiun pada bulan ini.

Selanjutnya, Presiden Jokowi akan menjadwalkan pelantikan Andika Perkasa sebagai Panglima TNI yang baru.

Pemilihan Andika Perkasa memang tampaknya bebas hambatan. Menukil catatan prestasi akademik dan karirnya, Andika sangat layak menjabat sebagai Panglima TNI.

Kendati demikian, dalam laporan Koalisi Masyarakat Sipil baru-baru ini, nama Andika Perkasa dikaitkan dengan kasus pembunuhan Dortheys Hiyo Eluay alias Theys Eluay pada November 2001 di Papua.

Kasus tersebut terjadi ketika Andika masih berstatus sebagai Kepala Seksi Kajian Hankam dan Direktorat Kebijakan Strategi Departemen Pertahanan TNI.

Namun dalam pemeriksaan, Andika tidak terbukti terlibat dalam kasus hukum tersebut dan dinyatakan selesai. Tetapi jejak historis tersebut terus membekas.

Selain itu, banyak pihak menilai bahwa pilihan tunggal Jokowi pada Andika Perkasa lebih kepada keputusan politik dan bukan untuk melihat masa depan TNI, terutama dalam terkait tantangan regional yang makin krusial.

Menurut banyak pihak, kedekatan Andika dengan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menjadi alasan mengapa Jokowi memutuskan pria 57 tahun ini sebagai calon tunggal Panglima TNI.

Andika Perkasa adalah menantu dari AM Hendropriyono ketika memperistrikan Diah Erwiany, putri pertama sang jenderal.

AM Hendropriyono sendiri adalah orang kuat di belakang Jokowi yang telah mendukungnya sejak 2014 hingga saat ini.

Di balik semuanya itu, banyak orang juga menilai bahwa Andika Perkasa adalah sosok yang tempat memimpin TNI saat ini.

Dia begitu peduli pada kemanusiaan, rendah hati dan sekaligus tegas. Selama memimpin TNI AD, dia melakukan beberapa perubahan.

Yang pertama adalah pengadaan kendaraan dinas untuk TNI AD, penghapusan tes keperawanan, hingga menjadi pembela Serda Aprilio Perkasa Manganang yang ingin menjadi laki-laki setelah sebelumnya mengidap hipospandia atau kelainan alat kelamin.

Profil Andika Perkasa

Andika Perkasa lahi di Bandung, 21 Desember 1964. Dia merupakan alumnus Akademi Militer (Akmil) tahun 1987.

Sejak lulus tahun 1987, Andika Perkasa menjalani karirnya selama 13 tahun dalam kesatuan unit Kopassus hingga 2000.

Andika adalah perwira tinggi TNI yang memiki lima gelar akademik, yaiyu satu gelar sarjana, tiga gelar master dan satu gelar doktor. Jika ditulis lengkap berserta gelarnya maka namanya menjadi Jenderal TNI Andhika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D.

Gelar-gelar tersebut didapatnya ketika menghabiskan waktu untuk studi di luar negeri. Dia mula-mula menjalani pendidikan di Norwich University Amerika Serikat.

Kemudian dia juga melanjutkan studi di National War College (NWC), yang merupakan bagian dari National Defense University, Washington, DC pada 2003.

Pada 2005, Andika menimba ilmu di George Washington University. Dia juga adalah lulusan terbaik Seskoad angkatan 1999/2000.

Dua hari setelah Jokowi terpilih pertama kalinya sebagai presiden tahun 2014, nama Andika Perkasa langsung dipercaya masuk memimpin Komandan Pasukan Pengaman Presiden (Danpaspamres), yang diikuti pula kenaikan pangkat menjadi Mayor Jenderal pada 22 Oktober 2014 saat pelantikannya. Saat itu, dia menggantikan Doni Monardo.

Dua tahun kemudian ia ditugaskan ke Tanjungpura, Kalimantan Barat untuk menjalani tugas sebagai menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII dengan pangkat Letnan Jenderal.

Tahun 2018 menjadi tahun yang bersahabat bagi Andika Perkasa, tercatat ia berhasil mengalami tiga kali kenaikan pangkat dalam karir militernya dengan jabatan tertingginya adalah KSAD dengan pangkat jenderal.

Sebelum menjadi KSAD, Andika Perkasa didapuk terlebih dahulu menjadi Pangkostrad sejak 13 Juli 2018. Di awal tahun itu, dia menjadi Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan (Dankodiklat) TNI AD dengan pangkat letnan jenderal (letjen) dengan bintang 3.

Kekayaan Andika Perkasa

Berdasarkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) Andika Perkasa melaporkan kekayaannya pada Juni 2021. Selama menjabat KSAD, Andhika hampir tidak pernah melaporkan hartanya.

Total harta kekayaannya mencapai Rp179.996.172.019, lebih besar dari kekayaan Presiden Jokowi yang memilihnya. Hebatnya, Andika tidak memiliki utang.

Adapun kekayaan Andika terdiri dari aset bergerak dan tidak bergerak yang berupa tanah, bangunan, kendaraan, hingga simpanan dan barang berharga lainnya.

Sebanyak 20 bidang tanah dan bangunan yang dimiliki Andika Perkasa. Aset itu tersebar baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Dari 20 bidang tanah dan bangunan, 19 di antaranya berstatus hibah tanpa akta. Hanya ada satu tanah di Bogor, Jawa Barat, yang merupakan kepunyaannya sendiri dengan luas 1.000 meter persegi (m2) senilai Rp500 juta.

Sementara sisa asetnya yang mencapai Rp37.664.250.000 tersebar di Jakarta, Bogor, Cianjur, Bandar Lampung, Surabaya, Sleman, Bantul, Tabanan, Australia, hingga Amerika Serikat merupakan hasil Hibah Tanpa Akta.

Untuk kendaraan, Andhika diketahui memiliki dua unit mobil senilai Rp2,6 miliar, yaitu Land Rover Sport 3.0 V6 AT tahun 2014 dan Mercedes-Benz Sprinter tahun 2018. Keduanya dibeli dengan hasil sendiri, masing-masing Rp800 juta dan Rp1,8 miliar.

Kepada KPK, Andika juga melaporkan kepemilikan harta bergerak lainnya senilai Rp10,1 miliar; surat berharga Rp2.15 miliar; serta kas dan setara kas Rp126.99 miliar.*