Beberapa Jam Setelah Perjanjian Kelanjutan Ekspor Ditandatangani, Rusia Hantam Pelabuhan di Laut Hitam
- Rusia menjatuhkan beberapa rudal ke Pelabuhan Odesa, Ukraina di Laut Hitam beberapa jam setelah perjanjian kelanjutan ekspor gandum ditandatangani.
Dunia
ODESA – Rusia menjatuhkan beberapa rudal ke Pelabuhan Odesa, Ukraina di Laut Hitam beberapa jam setelah perjanjian kelanjutan ekspor gandum ditandatangani.
Serangan itu dianggap mencoreng perjanjian yang telah disepakati antara Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB.
Menurut laporan AP News, dua rudal jelajah Kalibr yang diluncurkan menghantam infrastruktur pelabuhan tersebut. Dua rudal lainnya berhasil dijatuhkan oleh pasukan pertahanan udara Ukraina.
Juru bicara komando pasukan Ukraina, Nataliya Humenyuk mengatakan bahwa tidak ada fasilitas penyimpanan gandum yang terdampak di Odesa.
- Harga Emas Antam Turun di Awal Pekan, Termurah Dibanderol Rp534.000
- Pentagon Buka Kantor Penyelidikan Penampakan UFO, Terobsesi Alien?
- Ditekan Sentimen Negatif, IHSG Bergerak Melemah di Kisaran 6.830-6.920
Meski begitu, menurut pihak berwenang Ukraina sebuah rudal menghantam silo gandum dan rudal lainnya yang mendarat di dekat lokasi itu.
Membantah pernyataan itu, pihak Rusia bersikeras bahwa serangan yang diluncurkan hari Sabtu, 23 Juli hanya ditujukan bagi target militer.
Juru bicara Menteri Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov mengklaim bahwa serangan itu menyerang kapal perang Ukraina dan sebuah gudang penyimpanan rudal anti-kapal Harpoon yang dipasok oleh AS.
Perjanjian yang disepakati menyebutkan bahwa Ukraina dan Rusia tidak akan menyerang kapal-kapal dan fasilitas pelabuhan yang berhubungan dengan ekspor.
“Hanya butuh kurang dari 24 jam bagi Rusia untuk meluncurkan serangan rudal ke Pelabuhan Odesa, mengkhianati perjanjian dan komitmen terhadap PBB dan Turki dalam kesepakatan,” ujar juru bicara Menteri Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko.
Ia juga menegaskan bahwa aksi itu semakin menegaskan bahwa Rusia adalah yang bertanggung jawab atas adanya krisis pangan global.