IMG_6658.jpeg
Korporasi

Beda Arah Saham Emiten Prajogo Pangestu, PTRO Melesat BRPT Tertekan

  • Emiten-emiten yang dikendalikan oleh taipan Prajogo Pangestu mencatatkan kinerja yang sangat beragam sepanjang tahun 2024.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten-emiten yang dikendalikan oleh taipan Prajogo Pangestu mencatatkan kinerja yang sangat beragam sepanjang tahun 2024.

Di tengah dinamika pasar, PT Petrosea Tbk (PTRO) mencuri perhatian dengan penguatan harga saham hingga 232% year-to-date (YTD), menjadikannya salah satu saham dengan performa terbaik di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Namun, di sisi lain, beberapa emiten lain justru mengalami tekanan besar. Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mencatat penurunan tajam masing-masing sebesar 44,01% YTD dan 42,15% YTD. 

Bahkan, BRPT mencapai level terendah dalam 15 bulan terakhir, dengan harga penutupan terendah tercatat pada 10 Agustus 2023 di Rp778,75 per saham.

Kinerja yang kontras ini mengundang perhatian, terutama pada faktor-faktor yang memengaruhi performa tiap emiten. PTRO, misalnya, mampu mencatatkan pertumbuhan positif berkat sektor pertambangan yang terus berkembang.

Sebaliknya, BRPT harus menghadapi penurunan pendapatan konsolidasi sebesar 21% hingga kuartal III-2024, dari US$2,11 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi US$1,67 miliar.

Hal ini berdampak pada laba bersih yang juga tertekan, turun dari US$96,77 juta menjadi US$60,87 juta, serta penurunan laba per saham dasar.

Tak hanya BRPT, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga mencatatkan pelemahan moderat sebesar 13,82% YTD, meski lebih baik dibandingkan BRPT. 

Di sisi lain, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berhasil mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 13,16% YTD, menunjukkan potensi pemulihan di sektor petrokimia.

Sementara itu, meskipun harga sahamnya melemah, kinerja operasional CUAN yang bergerak di sektor tambang batu bara justru mengalami pertumbuhan signifikan.

Nah, pendapatan CUAN hingga kuartal III-2024 melonjak menjadi US$546,05 juta, dibandingkan US$76,61 juta pada periode yang sama tahun lalu. Lonjakan ini turut mendongkrak laba bruto dari US$40,84 juta menjadi US$109,66 juta, serta laba usaha dari US$13,74 juta menjadi US$70,79 juta.

Ketimpangan kinerja ini menggambarkan kompleksitas portofolio Prajogo Pangestu, di mana sektor tambang seperti PTRO dan CUAN menunjukkan ketahanan, sementara sektor petrokimia dan energi terbarukan menghadapi tekanan berat.

Dengan demikian, dinamika ini sekaligus mencerminkan tantangan dan peluang yang terus berubah di tengah volatilitas pasar saham Indonesia sepanjang 2024.