Beda Arah Saham MDKA dan AMMN Kala Harga Tembaga Melonjak
- Samuel Sekuritas mencatatkan perbedaan rating untuk dua emiten tembaga, MDKA dan AMMN, menjelang Tahun Baru Imlek. Kenaikan harga tembaga 2,1% menjadi US$8.917 per ton dipengaruhi oleh penurunan stok tembaga di China, yang menunjukkan peningkatan permintaan.
Bursa Saham
AKARTA – Dua emiten tembaga, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), mendapatkan rating berbeda seiring dengan kenaikan harga tembaga menjelang Tahun Baru Imlek.
Berdasarkan riset Samuel Sekuritas yang dirilis pada Selasa, 14 Januari 2025, harga tembaga tercatat naik 2,1% menjadi US$8.917 per ton, didorong oleh penurunan stok tembaga di China sebesar 10.100 ton menjadi 105.700 ton, yang menandakan adanya peningkatan permintaan di tengah ketatnya pasokan.
“Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, permintaan tembaga diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas manufaktur dan konsumsi barang-barang yang menggunakan tembaga, seperti elektronik, peralatan rumah tangga, dan dekorasi,” jelas Samuel Sekuritas pada Kamis, 16 Januari 2025.
- Soal Lahan 3 Juta Rumah, REI Minta Pemerintah Hati-hati
- Dua Bank BUMN Raksasa, BBRI dan BMRI Tercuan di LQ45
- IHSG Hari Ini Dibuka Naik 75,40 Poin ke 7.154,96
Selain itu, Samuel Sekuritas juga mencatat bahwa komitmen China untuk mencapai target nol emisi pada 2060 dan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga surya sebesar 1.200 gigawatt hingga 2030, yang membutuhkan kabel dalam jumlah besar, diperkirakan akan mendukung kenaikan harga tembaga.
Sementara itu, sepanjang 2024, rata-rata harga tembaga tercatat mencapai US$9.143 per ton. Namun, dalam jangka pendek hingga 2025, harga tembaga diperkirakan akan terpengaruh oleh ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat.
“Karena itu, kami memperkirakan rata-rata harga tembaga selama 12 bulan ke depan berada di kisaran US$8.500 per ton, turun sekitar 7% dibandingkan tahun sebelumnya,” tambah penjelasan perusahaan dengan kode broker IF ini.
Kendati demikian, Samuel Sekuritas, tetap menetapkan rating buy saham MDKA sebagai pilihan utama dengan target harga Rp2.000 per saham. “Ini didukung oleh prospek profitabilitas yang solid dan proyek smelter Weda Bay yang dijadwalkan selesai pada akhir kuartal empat tahun 2024,” jelasnya.
Sementara itu, penjualan tembaga yang diproduksi oleh Tambang Tembaga Wetar, yang dikelola oleh anak usaha MDKA, PT Batutua Kharisma Permai dan PT Batutua Tembaga Raya (PT BKP-BTR), menghasilkan 3.811 ton dengan harga jual rata-rata $4,26 per pound pada kuartal III-2024. Secara keseluruhan, produksi tembaga hingga periode tersebut telah mencapai 10.483 ton.
Dari lantai bursa, saham MDKA pada perdagangan berjalan hari ini hingga pukul 10.48 WIB terpantau melemah 0,62% ke level Rp1.600 per saham. Kendati begitu, sepanjang tahun ini, nilai emiten tersebut telah menanjak tipis 0,31%.
Di sisi lain, Samuel Sekuritas memberikan rating jual terhadap saham AMMN di level Rp9.000 per saham. Saat ini, harga saham tersebut bertengger di level Rp8.100 per saham, yang mencerminkan penurunan 3,83% sejak awal tahun 2025.
Dari sisi produksi tembaga, pada kuartal III-2024, emiten bersandikan AMMN sebenarnya mencatatkan kenaikan produksi tembaga meningkat sebesar 68 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 335 juta pon, dengan volume penjualan sebesar 272 juta pon.