Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta,   Selasa, 7 Juni 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

BEER Jadi Satu-satunya Emiten yang Mencatat Pertumbuhan di IPO Hari Ini

  • Meskipun sempat menurun dan menyentuh harga terendah pada perdagangan hari ini di level Rp228 perlembar, BEER ditutup menguat 14,7% di posisi Rp258 perlembar.
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER) menjadi satu-satunya emiten yang mencatat pertumbuhan di antara perusahaan-perusahaan yang melaksanakan initial public offering (IPO) hari ini, Jumat, 6 Januari 2023.

PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER) menawarkan harga saham perdana di posisi Rp220 perlembar dalam aksi IPO perseroan.

Saham BEER sempat menyentuh harga tertinggi di level Rp 268 setelah sesi pertama perdagangan.

Meskipun sempat menurun dan menyentuh harga terendah pada perdagangan hari ini di level Rp228 perlembar, BEER ditutup menguat 14,7% di posisi Rp258 perlembar.

Untuk diketahui, PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk menargetkan dana IPO sebesar Rp176 miliar.

Saham yang dilepas oleh perusahaan yang bergerak di bidang produksi minuman alkohol Daebak Soju, Cap Tikus, dsb ini sebanyak 800 juta dengan nilai nominal Rp10 perlembar yang mana jumlahnya setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.

PT UOB Kay Hian Sekuritas berperan sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek dalam aksi IPO ini.

PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk perdana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT), PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL), dan PT Citra Buana Prasida Tbk (CBPE).

Ketiga emiten lainnya selain PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk mencatat penurunan di hari IPO.

Menurut keterangan perseroan, 5,26% atau Rp9,25 miliar dari dana IPO akan digunakan untuk pembelian tanah dari pihak ketiga yang berlokasi di Jawa Tengah untuk fasilitas produksi baru.

Kemudian, 6,11% atau senilai Rp10,47 miliar digunakan untuk membangun fasilitas produksi berupa bangunan pabrik, infrastruktur, gudang bahan baku, dan gudang barang jadi.