Kapal pengangkut liquid natural gas (LNG) Triputra milik PT GTS Internasional Tbk (GTSI).
Nasional

Begini Cara Mitigasi Risiko Pembajakan Kapal LNG dari Perompak

  • Layaknya film bajak laut, kapal gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG) juga berpotensi dapat mengalami peristiwa tidak menguntungkan seperti pembajakan kapal saat berlayar.

Nasional

Muhammad Farhan Syah

JAKARTA - Layaknya film bajak laut, kapal gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG) juga berpotensi dapat mengalami peristiwa tidak menguntungkan seperti pembajakan kapal saat berlayar.

Hal itu seperti yang disampaikan Nakhoda Kapal LNG PT GTS Internasional Tbk (GTSI) yakni Capt Wales Hendra Putra dalam siaran podcast di kanal Youtube Lighthouse Seafarer Network.

“Kemungkinan pembajakan kapal selalu ada, cuma lagi-lagi itu soal bagaimana kita mengantisipasi jika hal seperti itu terjadi di lapangan,” kata dia dalam siaran youtube tersebut dikutip Selasa, 24 Januari 2023.

Mengingat adanya potensi pembajakan kapal, Perseroan pun memiliki sejumlah mekanisme langkah-langkah mitigasi untuk meminimalisir potensi terjadinya serangan perompak saat sedang beroperasional.

Salah satu langkah mitigasi itu misalnya dengan menghindari wilayah-wilayah perairan konflik yang berpotensi tinggi banyak terjadi insiden pembajakan kapal oleh para perampok.

“Kami menghindari wilayah-wilayah konflik atau berbahaya dalam rute pelayaran yang saat ini dijalankan untuk meminimalisir potensi terjadinya insiden-insiden yang tidak diinginkan,” tambah Capt Wales Hendra Putra.

Dirinya pun menegaskan bahwa wilayah konflik yang berisiko tinggi seperti itu nyatanya memang ada bak di film layar lebar yang menceritakan tentang sebuah insiden pembajakan di sebuah kapal.

Di laut internasional sendiri, dikenal beberapa wilayah yang rawan dan terkenal memiliki tingkat kriminalitas pembajakan kapal yang tinggi. Misalnya Teluk Somalia, Selat Malaka, Teluk Guinea hingga perairan Nigeria.

Terkena insiden pembajakan kapal merupakan salah satu risiko yang harus siap dihadapi oleh para pelaut GTSI. Sistem manajemen hingga langkah mitigasi yang tepat menjadi benteng para pelaut untuk meminimalisir terjadinya insiden tersebut.

Seperti diketahui, kapal pengangkut LNG seperti Ekaputra-1 dan Triputra mengangkut muatan energi gas alam cair yang bernilai ratusan miliar rupiah tiap kali beroperasi.

Nilai yang tinggi itu tentu tak luput dari incaran para perompak atau ancaman laut lainnya. Sebab itu, memilih rute perjalanan yang aman menjadi prioritas GTSI agar muatan yang dibawa dapat sampai ke tempat tujuan dengan baik.