<p>Pekerja mengisi ulang tabung oksigen medis di salah satu agen isi ulang oksigen di Kawasan Cipondoh, Kota Tangerang, Senin 28 Juni 2021. Permintaan isi ulang dan pembelian tabung oksigen kebutuhan medis rumahan dan rumah sakit terus mengalami peningkatan hingga 100 persen seiring lonjakan kasus COVID-19. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Nasional

Begini Laporan Luhut Soal Kesiapan RS Lapangan dan Tabung Oksigen Selama PPKM Darurat

  • Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan kesiapan Rumah Sakit Lapangan (RS Lapangan) dan ketersediaan oksigen selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Nasional
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan kesiapan Rumah Sakit Lapangan (RS Lapangan) dan ketersediaan oksigen selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

“Kami akan bergerak cepat memenuhi kebutuhan produk farmasi dan alat kesehatan, seperti RS Lapangan dan pasokan oksigen,” ujar Luhut dalam keterangan resmi yang diterima Senin, 5 Juli 2021.

Dalam laporannya, RS Lapangan di Wisma Haji Pondok Gede akan difungsikan untuk perawatan intensif,  gejala sedang, dan asrama perawat. Pemanfaatan dari ruangan akan memperhatikan zoning risiko, sirkulasi udara, akses dan jalur lalu-lintas petugas, pasien, logistik, dan barang bersih atau kotor.

Luhut merinci, satu gedung di lokasi tersebut untuk perawatan intensif, kemudian lima gedung untuk gejala sedang, dan dua gedung untuk asrama perawat.

Setiap gedung memiliki kamar untuk ruang tindakan, ruang farmasi, laundry, dan ruang petugas. Secara total, ada 785 tempat tidur di Wisma Haji Pondok Gede. Lokasi ini juga menerima 600 hingga 700 pasien komorbid.

“Dengan kapasitas tersebut, tenaga kesehatan akan didatangkan dari luar Pulau Jawa untuk membantu menangani pasien,” ungkapnya.

Selain  Wisma Haji Pondok Gede, beberapa tempat yang dijadikan RS Lapangan, yakni Rusun Nagrak, Pasar Rumput, dan Wisma Atlet.

Saat ini, Rusun Nagrak dan Pasar Rumput sudah mulai terisi. Mereka yang masuk adalah  pasien dengan kriteria Orang Tanpa Gejala (OTG) atau gejala ringan, tetapi tidak memenuhi tiga syarat, yakni tidak memiliki komorbid, memiliki saturasi diatas 95%, dan tidak sesak napas.

Ketersediaan Oksigen

Pasokan ketersediaan dikatakan meningkat lima kali lipat. Luhut pun mengaku telah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk mencatat kebutuhan oksigen di setiap kota.

Dalam hal ini, para produsen gas oksigen diwajibkan untuk menggeser produksinya ke oksigen medis. Diharapkan, dapat mencapai kapasitas 1.700 ton per hari nasional di mana 1.400 ton per hari untuk Pulau Jawa.

Beberapa perusahaan juga ikut mengirimkan isotank untuk penanganan pasokan oksigen. Terdapat 21 unit kapasitas 20 ton Isotank dari IMIP Morowali akan tiba di Tanjung Priok pada 6 Juli 2021.

Kemudian lima unit isotank dari Balikpapan tiba pada 9 Juli di Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara empat unit 20 feet dari Pertamina sedang dalam perjalanan dari Belawan, kira-kira empat hingga lima hari perjalanan laut.

Terakhir, akan ada tambahan tiga ton oksigen cair per hari dari Krakatau Steel, Cilegon. PT Matesu Abadi dari Qingdao juga direncanakan pada 10 Juli 2021, tiba di Surabaya dan membawa 2.300 tabung kecil berkapasitas 1m3.

Beberapa industri oksigen seperti Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik dan LINDE Indonesia, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia juga berkomitmen untuk memasok oksigen medis di Pulau Jawa. Jika ditotal, jumlahnya mencapai 1315 ton per hari.