Begini Penobatan Pangeran Charles Jadi Raja Inggris
- Putra sulung Ratu Elizabeth II, Pangeran Charles bakal segera menggatikan posisi ibunya sebagai penguasa Inggris setelah kepergian Sang Ibu.
Dunia
LONDON- Putra sulung Ratu Elizabeth II, Pangeran Charles bakal segera menggatikan posisi ibunya sebagai penguasa Inggris setelah kepergian Sang Ibu.
Dinobatkan sebagai putera mahkota sejak usia 3 tahun, Pangeran Charles yang sebelumnya mengemban gelar Prince of Wales ini bakal mendapat julukan baru, yakni King Charles III.
Seperti diketahui sebelumnya, tahta Kerajaan Inggris tak pernah kosong dalam waktu lama. Kursi penguasa akan langsung diteruskan setelah raja atau ratu yang memerintah meninggal dunia.
Pun demikian pula dengan Pangeran Charles. Rencana suksesi telah memerintahkan Charles membuat pidato pertamanya kepada publik setelah Ratu Elizabeth II mangkat Kamis 8 September 2022 pada sore hari waktu setempat.
Pidato pertama Charles sebagai raja dijadwalkan dilakukan pada Jumat, pukul 11 siang waktu Inggris atau sehari setelah kematian sang Ratu.
Sebelum dinobatkan sebagai Raja, dewan parlemen kerajaan Inggris akan melakukan pertemuan terlebih dahulu dalam kurun waktu 24 jam untuk bersumpah setia pada calon penguasa baru.
- Job Seeker merapat! BUMN Berdikari Buka Lowongan Kerja Bagian Staff
- Dibayangi Sentimen Positif, IHSG Dibuka Menguat ke 7.239 Jelang Akhir Pekan
- Biaya Hidup Meningkat, Ini Cara Menekan Pengeluaran Saat Membesarkan Anak
- Intip Harta Nurhali, PNS Terkaya di Indonesia yang Punya Aset Ratusan Miliar
Sayangnya, upacara perayaan penobatan kemungkinan tak akan dilakukan dalam waktu dekat. Sebab menurut tradisi kerajaan, mengadakan perayaan penobata pada masa berkabung dianggap tak sopan.
Penundaan perayaan kenaikan tahta pernah terjadi pada Ratu Elizabeth II. Kala itu, Elizabeth harus menunggu sekitar 16 bulan setelah kematian sang ayah, Raja George V pada Februari 1952.
Ketika upacara perayaan kenaikan tahta berlangsung, Charles yang telah menjadi Raja akan memulai tur ke empat negara persemakmuran, antara lain Inggris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara.
Pada perjalanan tersebut, Charles akan dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin dan masyarakat lokal yang berada di negara tersebut.
Namun terkait dengan upacara penobatan, ada sedikit perdebatan di Inggris tentang seberapa Agung dan religius penobatan Charles sebagai raja.
Mengutip The Guardian pada Jumat 8 September 2022 upacara penobatan Ratu Elizabeth II syarat dengan tradisi Kristen Anglikan. Hal ini termasuk pengurapan dengan minyak suci dan pengambilan komuni. Ritual ini merupakan penanda bahwa penguasa baru telah mendapat rahmat dari Tuhan.
Belakangan ini masyarakat Inggris semakin sekuler. Pada tahun 2018, unit konstitusi, sebuah wadah pemikir di University College London merilis laporan yang menyatakan bahwa upacara penobatan penguasa Inggris tak harus terikat agama tertentu.
Ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah populasi Inggris tidak memiliki afiliasi agama, sementara dua pertiga dari mereka yang menghadiri upacara keagamaan bukanlah orang Kristen Anglikan
"Upacara sekuler bisa merayakan keragaman bangsa dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh layanan Anglikan,” ujar perwakilan Unit Konstitusi kala itu .
Betapapun religiusnya, upacara penobatan Charles kemungkinan akan menjadi urusan yang jauh lebih kecil daripada Ratu Elizabeth II pada tahun 1953, yang dihadiri oleh lebih dari 8.000 tamu dan menampilkan prosesi 40.000 tentara dan 24 band militer.
Seperti diketahui, saat ini pemerintah Inggrislah yang membayar penobatan sebagai acara kenegaraan. Mengingat adanya pengawasan ketat terhadap keuangan kerajaan dan kesulitan ekonomi yang dihadapi banyak warga Inggris di tengah meningkatnya biaya energi, kemungkinan akan ada tekanan untuk mengurangi biaya kali ini.