Begini Prediksi Cara Rusia Hindari Sanksi Ekonomi Lewat Kripto
- Merespon invasi Rusia ke Ukraina, Amerika Serikat dan Uni Eropa serentak memberikan sanksi ekonomi kepada negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin tersebut.
Fintech
JAKARTA – Invasi Rusia ke Ukraina membuat Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa serentak memberikan sanksi ekonomi ke negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin tersebut. Sanksi ekonomi yang diberikan dapat mengancam kemampuan Rusia dan para petingginya untuk melakukan transaksi dalam mata uang dollar dan Euro.
Namun, hal ini tidak membuat Rusia memutar otak untuk menyelamatkan perekonomiannya. Di mana, negara tersebut menggunakan mata uang kripto untuk menghindari keterbatasan yang disebabkan oleh sanksi tersebut.
CEO perusahaan penasihat keuangan Quantum Economics Mati Greenspan mengatakan, mata uang kripto yang diperdagangkan secara terdesentralisasi memang dapat menjadi jalan untuk menghindari sanksi pembatasan transaksi yang dikenakan kepada Rusia.
- IHSG Berpotensi Menguat di Awal Pekan, Berikut Menu Saham Hari Ini ala NH Korindo
- Naik Lagi, Harga Emas Antam Capai Rp1.013.000 per Gram
- Jelang KTT G20, Bukit Asam (PTBA) Groundbreaking PLTS di Jalan Tol Bali Mandara
Dengan transaksi yang berlangsung secara anonim, cryptocurrency dapat memberikan para elit politik dan para miliarder di Rusia untuk membeli barang, jasa, hingga berinvestasi dalam aset di luar Federasi Rusia.
“Jika seseorang individu kaya khawatir bahwa akun mereka mungkin dibekukan karena sanksi, mereka dapat dengan mudah menyimpan kekayaan dalam Bitcoin (BTC),” ujar Greenspan sebagaimana dikutip dari Bitcoin.com, Selasa, 8 Maret 2022.
Dengan menggunakan kripto, setiap orang pun dapat melakukan transfer dana melalui banyak dompet elektronik dan menggunakan pertukaran di jaringan blockchain yang tidak mendukung pembatasan transaksi.
Tatiana Kosykh, pengacara di firma hukum Advocate Premium, mengatakan bahwa Rusia dapat menghindari sanksi lewat kripto karena sifatnya yang terdesentralisasi.
"Pertukaran kripto adalah organisasi yang terdesentralisasi sehingga mereka tidak akan mematuhi persyaratan sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa,” kaya Kosykh.
- Dibawa ke Medan Perang Ukraina, Pinokio Rusia Ini Bisa Hancurkan 8 Blok Kota
- Perang Ukraina Menuju Hari Penentuan, Gelombang Besar Pasukan Rusia Mendekati Kiev
- Dikirim ke Ukraina, Panzerfaust 3 akan Bertarung dengan Musuh Sejatinya
Sementara itu, telah ada beberapa upaya untuk mencegah Rusia menghindari sanksi ekonomi lewat mata uang kripto. Binance telah memblokir sejumlah klien Rusia yang menjadi sasaran sanksi untuk melakukan transaksi dan Uni Eropa pun terus memberikan sanksi kepada Rusia.
Selain membatasi transaksi dengan menggunakan Euro, Uni Eropa juga melarang siaran media pemerintah RT dan Sutnik. Uni Eropa juga menargetkan pembekuan aset dan larangan visa, termasuk 351 anggota Duma, majelis parlemen Rusia.