Begini Proyeksi Kinerja ADRO di 2025 Usai Spin Off AADI, Target Saham Naik
- Meski menghadapi tekanan, ADRO telah mengambil langkah strategis untuk memanfaatkan peluang dan memberikan nilai kepada pemegang saham.
Bursa Saham
JAKARTA - PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) diprediksi menghadapi tekanan pada kinerja keuangan tahun 2025, terutama akibat pelepasan saham mayoritas PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) melalui IPO dan PUPS. Meskipun demikian, perusahaan tetap menunjukkan langkah strategis untuk menjaga daya saing dan menciptakan peluang baru di tengah tantangan pasar.
Berdasarkan riset Macquarie, pendapatan ADRO pada 2025 diperkirakan sebesar US$2.4 miliar, menurun dari estimasi 2024 sebesar US$5.9 miliar. Penurunan ini turut berdampak pada laba bersih yang diproyeksikan turun dari US$1.39 miliar pada 2024 menjadi US$340 juta pada 2025.
Salah satu faktor utama penurunan adalah turunnya porsi kepemilikan ADRO di AADI, dari 100% menjadi 15.37% pasca IPO. Selain itu, ekspektasi penurunan harga batu bara metalurgi, produk utama PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), juga menjadi tantangan bagi kinerja ADRO.
- Terus Memulih Pascapandemi, Industri Online Travel Diperkirakan Cerah di 2025
- Gen Z Mulai Kurangi Langganan Netflix hingga Spotify Imbas PPN 12 Persen
- Respons Tokoh PDIP Usai Hasto jadi Tersangka Suap
Meski menghadapi tekanan, ADRO telah mengambil langkah strategis untuk memanfaatkan peluang dan memberikan nilai kepada pemegang saham. Perusahaan tetap mempertahankan 15.37% saham di AADI, memastikan keterlibatan dalam potensi pertumbuhan perusahaan tersebut di masa depan.
Selain itu, ADRO mengejutkan pasar dengan mengumumkan pembagian dividen interim sebesar US$200 juta, mencerminkan imbal hasil 4%. Dividen ini diambil dari laba bersih hingga September 2024, dengan jadwal pembayaran pada 15 Januari 2024.
Macquarie juga meng-upgrade target harga saham ADRO dari Rp2.000 menjadi Rp2.500, mempertimbangkan dividen interim, kepemilikan saham AADI, dan rencana belanja modal (capex) baru.
Tidak hanya itu, ADRO terus menggarap peluang dari proyek energi hijau yang tengah direncanakan, meskipun konstruksinya belum dimulai. Proyek ini diproyeksikan menjadi katalis positif jangka panjang bagi perusahaan.
Namun, beberapa risiko tetap perlu diantisipasi oleh ADRO. Penurunan harga dan volume batu bara metalurgi menjadi ancaman serius, terlebih dengan kondisi pasar yang dinamis. Selain itu, potensi keterlambatan dalam implementasi proyek energi hijau dapat memengaruhi ekspektasi investor terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
Meskipun demikian, ADRO telah menunjukkan komitmennya untuk tetap relevan dan kompetitif di industri energi. Dengan strategi yang tepat dan fokus pada peluang jangka panjang, perusahaan ini tetap menjadi salah satu pemain kunci yang patut diperhatikan oleh investor di tengah perubahan pasar yang tidak menentu.