Karyawati melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Negara Indonesia (BNI) di kawasan SCBD, Jakarta, Jum'at, 11 Maret 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Begini Proyeksi Kinerja BBNI di 2025, Target Saham Tembus Rp6.200

  • Keunggulan BBNI juga terletak pada fokusnya terhadap segmen kredit korporasi dan komersial, yang memiliki potensi pertumbuhan lebih besar dibandingkan segmen konsumer.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI terus menunjukkan daya tarik yang kuat sebagai peluang investasi yang menjanjikan, terutama berkat strategi fokusnya pada pengembangan segmen kredit korporasi serta inovasi yang dilakukan melalui aplikasi Wondr.

Optimisme terhadap prospek pertumbuhan BBNI semakin diperkuat dengan pandangan positif dari BCA Sekuritas, yang menggarisbawahi potensi signifikan dari saham bank ini meskipun kondisi pasar menghadapi tantangan akibat ketidakpastian ekonomi.

Di tengah kekhawatiran pasar terhadap saham bank BUMN akibat pelemahan konsumsi masyarakat dan keluarnya modal asing (capital outflow), BCA Sekuritas menilai bahwa fundamental BBNI tetap berada pada posisi yang sangat kokoh. 

“Bank ini berhasil mencatat Net Interest Margin (NIM) sebesar 4,1% secara bank only dan 4,4% secara konsolidasi, mencerminkan kinerja operasional yang stabil meskipun menghadapi tekanan eksternal,” jelas BCA Sekuritas dalam risetnya pada Rabu, 18 Desember 2024. 

Keunggulan BBNI juga terletak pada fokusnya terhadap segmen kredit korporasi dan komersial, yang memiliki potensi pertumbuhan lebih besar dibandingkan segmen konsumer. Berbeda dengan bank BUMN lainnya, BBNI memilih untuk memperkuat posisinya di sektor ini, yang dinilai lebih tahan terhadap dampak fluktuasi daya beli masyarakat.

 “Kami masih mencermati potensi dampak dari penerapan PPN sebesar 12% pada segmen konsumer, meskipun hingga saat ini efeknya belum sepenuhnya terlihat,” ungkap perusahaan efek tersebut. 

Inovasi Pendanaan dan Pertumbuhan Kredit Korporasi

Selain memperkuat fundamental operasionalnya, BBNI juga melakukan terobosan penting dalam memperbesar dana pihak ketiga melalui peluncuran aplikasi digital inovatif bernama Wondr. Sejak diluncurkan, aplikasi ini telah menunjukkan dampak yang signifikan dengan peningkatan jumlah akun tabungan hingga 41% hanya dalam waktu dua bulan pertama. 

Inovasi digital ini memberikan keuntungan kompetitif bagi BBNI, terutama dalam menjaga efisiensi biaya pendanaan sambil terus memperluas basis nasabah. Selain itu,  Keberhasilan BBNI dalam menggarap segmen korporasi tidak terlepas dari peran manajemen yang dipimpin oleh Royke Tumilaar, Direktur Utama BNI, yang memiliki pengalaman dan keahlian mendalam dalam sektor ini. 

Bersama Agung Prabowo, mantan Direktur Utama BNI Sekuritas, Royke dinilai mampu memperkuat strategi ekspansi BBNI di segmen kredit korporasi, yang diproyeksikan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan kredit dua digit hingga tahun depan.

Target Harga Baru

Untuk itu, BCA Sekuritas memperbarui rekomendasi buy untuk saham BBNI dengan menaikkan target harga menjadi Rp6.200, naik dari Rp6.050 sebelumnya. Target harga ini mencerminkan potensi kenaikan hingga 28% dari harga saham saat laporan ini dibuat. 

“Proyeksi ini didasarkan pada ekspektasi pemulihan berbentuk K-shape recovery, di mana segmen korporasi diprediksi akan menjadi sektor yang paling diuntungkan dibandingkan segmen mikro dan ultramikro,” jelasnya. 

Selain itu, pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BBNI diprediksi akan meningkat dari Rp45 triliun pada 2024 menjadi Rp47,3 triliun pada 2025. Sementara itu, laba bersih bank ini diperkirakan melonjak dari Rp25 triliun menjadi Rp26,9 triliun, mencerminkan kemampuan BBNI untuk terus memperkuat profitabilitas di tengah dinamika pasar.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan hari ini, saham BBNI ditutup dengan pelemahan 0,89% ke level Rp4.430 per saham. Sementara itu, bila diukur secara year to date saham perbankan yang identik warna oranye ini telah turun 17,58%.