<p>Penyelesaian proyek PLTU Batang saat ini masih terus berlangsung dan diharapkan bisa beroperasi komersil di akhir Tahun 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

Arcandra Tahar Bicara Tantangan Investasi Hidrokarbon

  • Tekanan untuk memangkas investasi di bidang hidrokarbon tidak hanya berasal dari lembaga keuangan dunia.

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2016-2019 Arcandra Tahar mengatakan tekanan untuk memangkas investasi di bidang hidrokarbon tidak hanya berasal dari lembaga keuangan dunia.

Menurut dia, beberapa perusahaan minyak besar, seperti Exxon Mobile, Chevron, dan Shell juga berpotensi menghentikan investasi ini.

“Kendati tidak disetujui pemegang saham mereka, Shell tetap bertarung di Pengadilan Belanda. Ini dilakukan untuk mempertahankan rencana percepatan pengurangan gas emisi mereka,” kata Arcandra. Hal itu dikutip dari Instagram resmi @arcandra.tahar, Senin, 14 Juni 2021.

Menurut Arcandra, untuk keluar dari berbagai tekanan, salah satu cara yang mungkin ditempuh oleh perusahaan migas dunia adalah dengan menjual lapangan migas mereka kepada perusahaan lain.

Dengan cara ini, portofolio migas perusahaan penjual menjadi lebih kecil dan otomatis memperbesar portofolio di bidang renewable energy.

Tantangan Investasi Hidrokarbon

Lantas, yang menjadi pertanyaan adakah perusahaan yang mampu membeli aset hulu migas tanpa harus meminjam kepada pihak lain?

Seandainya perusahaan dari pihak pembeli memiliki modal sendiri, lanjut Arcandra, mereka tetap harus berkomitmen untuk mengelola aset hulu migas menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Selain itu, harus dilihat pula dari sisi penguasaan teknologinya.

“Apakah mungkin perusahaan pembeli mempunyai teknologi yang mampu mengurangi emisi karbon dalam menjalankan kegiatan hulu migasnya?” tuturnya.

Secara umum, perusahaan migas dunia yang kini mendapat tekanan dari lembaga keuangan dan pemegang saham, akan menghadapi banyak kendala.

Arcandra mengakui, memang tidak mudah mengalihkan aset migas ke perusahaan lain. Pendanaan, komitmen dan teknologi menentukan sejauh mana sebuah aset migas bisa dijual dan dikelola.

Adapun untuk mengurangi ketergantungan terhadap batu bara, Arcandra bilang bisa dilakukan lewat penggantian Pembangkit listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi Tenaga Gas (PLTG).

Menurutnya, sebagai bagian dari energi fosil, gas bumi jauh lebih bersih dibandingkan dengan batu bara dan minyak bumi.

Selain itu, PLTG bisa difungsikan sebagai base load, seperti PLTU yang tidak bisa digantikan oleh energi terbarukan, yakni angin dan matahari tanpa bantuan baterai. (RCS)