Ilustrasi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Ilustrator: Deva Satria/TrenAsia
Pasar Modal

BEI: 25 Perusahaan Dalam Antrean IPO Jelang Akhir Tahun

  • Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan sebanyak 25 perusahaan berada dalam antrean (pipeline) untuk mencatatkan sahamnya di Bursa.

Pasar Modal

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan sebanyak 25 perusahaan berada dalam antrean (pipeline) untuk mencatatkan sahamnya di Bursa. Perusahaan pada sektor konsumer siklikal mendominasi dari daftar calon emiten tersebut.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa hingga 20 Desember 2021, masih terdapat tiga perusahaan yang sedang dalam proses book building, yaitu PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) dan PT Semacom Integrated Tbk (SEMA). 

“Berdasarkan draft prospektus masing-masing perusahaan tersebut, perkiraan tanggal pencatatan di BEI, ada yang akan tercatat pada Desember 2021 maupun pada Januari 2022,” ujarnya kepada wartawan, Selasa, 21 Desember 2021.

Berdasarkan nilai aset, 25 perusahaan yang berada dalam pipeline itu terklasifikasi menjadi tiga bagian. Di antaranya 3 perusahaan aset skala kecil (di bawah Rp50 miliar), 11 perusahaan aset skala menengah (Rp50 miliar – Rp250 miliar), dan 11 perusahaan aset skala besar (di atas Rp250 miliar).

Adapun rincian sektornya antara lain 1 perusahaan dari sektor basic materials, 4 perusahaan dari sektor industrials, 4 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, dan 6 perusahaan dari sektor consumer cyclicals.

Kemudian, 2 perusahaan dari sektor technology, 2 perusahaan dari sektor energy, 1 perusahaan dari sektor financials, 3 perusahaan dari sektor properties & real estate, dan 2 sisanya merupakan perusahaan dari sektor infrastructures.

Sementara itu, terdapat 54 emiten yang telah merampungkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) sepanjang 2021 dengan perolehan dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp62,61 triliun. 

Nyoman menyebut, keberlanjutan perbaikan ekonomi domestik dan global serta indikator-indikator di pasar modal Indonesia yang relatif baik, telah menimbulkan antusiasme bagi para pelaku pasar modal. Hal ini seiring dengan proyeksi ekonomi domestik yang akan bertumbuh pada tahun depan.

“Dengan kondisi yang demikian, kami optimistis aktivitas pencatatan di tahun 2022 akan lebih baik dari tahun ini,” pungkasnya.