Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

BEI Awasi 6 Saham dengan Pergerakan Harga Tak Wajar, Termasuk CUAN dan MMIX

  • BEI menegaskan bahwa pengumuman UMA tidak berarti adanya pelanggaran terhadap peraturan pasar modal.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Baru sepuluh hari pertama tahun 2025, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan peringatan Unusual Market Activity (UMA) terhadap enam saham yang menunjukkan pergerakan harga tidak wajar. Selain itu, BEI juga menyuspensi sementara dua saham terkait volatilitas harga yang mencurigakan.

Enam saham yang mendapatkan peringatan UMA adalah PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX) yang melesat 78,74% year-to-date (ytd), dan PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) yang naik 69,52% ytd. Selain itu, saham PT Meratus Jasa Prima Tbk(KARW) mengalami penurunan harga 41,21% ytd. 

Selanjutnya, BEI juga memantau aham PT Tanah Laut Tbk (INDX) melonjak 43,24% ytd, PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk. (FLMC) meningkat 31,22% ytd, dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) menguat 19,95% ytd.

Sementara itu, saham PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) akhirnya disuspensi oleh BEI mulai 9 Januari 2025. Bersamaan dengan NAYZ, saham PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) juga disuspensi kembali setelah sebelumnya sempat dibuka pada 8 Januari 2025, setelah sebelumnya mengalami suspensi pada 7 Januari 2025.

BEI menegaskan bahwa pengumuman UMA tidak berarti adanya pelanggaran terhadap peraturan pasar modal. Sebaliknya, UMA merupakan bagian dari mekanisme pengawasan yang bertujuan untuk melindungi investor dan memastikan integritas pasar. 

"Pengumuman UMA merupakan bagian dari pengawasan untuk menjaga transparansi dan kestabilan pasar," ungkap BEI dalam keterbukaan informasi yang dirilis pada Jumat, 10 Januari 2025.

Klarifikasi CUAN

Salah satu saham yang masuk dalam daftar UMA, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), memberikan penjelasan terkait lonjakan harga sahamnya. Corporate Secretary CUAN, Robertus Maylando Siahaya, menjelaskan bahwa kenaikan harga saham perusahaan dalam beberapa waktu terakhir dipicu oleh kemajuan proyek-proyek besar dan dukungan keuangan yang diterima dari sektor perbankan.

Robertus menambahkan, produksi batu bara metalurgi yang dimulai oleh salah satu anak usaha perusahaan, PT Bumindo Daya Karunia, serta dukungan keuangan dari perbankan turut memperkuat prospek perusahaan. "Kemajuan ini memberikan indikasi positif terhadap kinerja perusahaan, yang kemudian diapresiasi pasar melalui kenaikan harga saham," ujar Robertus.

Robertus juga mengapresiasi langkah BEI yang menjalankan pengawasan dengan tujuan memberikan perlindungan bagi investor. 

Sebelumnya, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menyatakan bahwa BEI memantau saham CUAN karena adanya pergerakan harga yang dianggap tidak wajar.

Bottom of Form