<p>Suasana pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum&#8217;at, 17 Juli 2020. Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat koreksi 0,21 persen di akhir sesi pertama perdagangan Jumat 17 Juli 2020. Kekhawatiran terkait gelombang kedua penyebaran virus corona (Covid-19) dan aksi ambil untuk atau profit taking dinilai menjadi penyebab koreksi indeks. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

BEI Kejar Target Pendapatan Rp1,12 triliun di 2021

  • PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memasang target peningkatan pendapatan hingga Rp1,12 triliun pada 2021. Nilai ini naik 17,36% dibandingkan target pendapatan 2020 yang hanya Rp957,54 miliar.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memasang target peningkatan pendapatan hingga Rp1,12 triliun pada 2021. Nilai ini naik 17,36% dibandingkan target pendapatan 2020 yang hanya Rp957,54 miliar.

Seiring dengan itu, BEI juga menargetkan peningkatan laba bersih hingga Rp119,72 miliar. Target itu berupaya dicapai BEI dengan memangkas biaya usaha menjadi hanya Rp960,91 miliar.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengungkapkan, target peningkatan laba dan pendapatan ini juga diikuti oleh target kenaikan aset sebesar 7,07% dari Rp2,95 triliun menjadi Rp3,16 triliun.

“Adapun saldo akhir kas dan setara kas (termasuk investasi jangka pendek) pada tahun 2021 diproyeksikan mencapai Rp1,63 triliun,” ungkap Inarno dalam siaran pers, dinukil Rabu, 28 Oktober 2020.

Selain target fiskal, BEI juga memproyeksikan tambahan pencatatan 30 efek baru. Terdiri dari pencatatan efek saham dan obligasi korporasi. Plus, pencatatan efek lainnya yang meliputi exchange traded fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), dan Efek Beragun Aset (EBA).

Di samping itu, BEI juga turut menargetkan pertumbuhan rerata transaksi harian (RNTH) sebesar 8,5 triliun. Target ini, kata Inarno, diambil dengan mempertimbangkan kondisi penanganan Covid-19 di 2021.

“Rencana pengembangan bursa yang akan kita lakukan, telah melalui serangkaian koordinasi dan masukan dari seluruh stakeholders pasar modal. Baik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), pemerintah, anggota bursa, SRO, dan tentunya juga dari kalangan asosiasi,” tegas dia.

Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mencatatkan 46 perusahaan yang menggelar penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sepanjang 2020.

Masih tersisa 17 perusahaan yang akan melantai di BEI hingga akhir tahun ini. Proses evaluasi IPO diperkirakan akan selesai pada November-Desember 2020. (SKO)