Pekerja melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa, 27 Juli 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

BEI Kocok Ulang Indeks IDX30 dan IDX80, Berlaku Mulai Agustus 2021

  • Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan evaluasi mayor pada sejumlah indeks saham seperti IDX30 dan IDX80

Pasar Modal

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan evaluasi mayor pada sejumlah indeks saham seperti IDX30 dan IDX80. Keputusan ini akan berlaku untuk periode enam bulan ke depan dimulai pada Agustus 2021 - Januari 2022.

Berdasarkan pengumuman BEI, terdapat empat saham emiten baru yang akan masuk sebagai konstituen IDX30. Di antaranya PT Barita Pacific Tbk (BRPT), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), dan PT Timah Tbk (TINS).

Sementara itu, Bursa mendepak empat saham lainnya dari indeks dengan kapitalisasi jumbo, tingkat likuiditas tinggi tersebut. Antara lain PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

BEI turut mengubah bobot sejumlah saham konstituen indeks IDX30 seiring dengan perhitungan free float yang baru. Saham-saham tersebut yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT XL Axiata Tbk (EXCL), serta PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP).

Kemudian, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

IDX80

Pada kesempatan yang sama, otoriitas Bursa juga melakukan perombakan pada konstituen indeks IDX80. Setidaknya, terdapat delapan saham emiten yang masuk sekaligus keluar dalam jajaran indeks yang mengukur kinerja harga 80 saham emiten dengan fundamental perusahaan terbaik.

Delapan saham emiten yang masuk menjadi anggota IDX80 di antaranya PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Harum Energy Tbk (HRUM), dan PT Indosat Tbk (ISAT).

Di sisi lain, delapan saham emiten yang keluar dari daftar IDX80 adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL), dan PT Panin Financial Tbk (PNLF), PT PP Presisi Tbk (PPRE), PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) serta PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).

Senada dengan indeks lainnya, BEI juga melakukan perubahan atas bobot saham IDX80 sejalan dengan penghitungan free float kepada saham emiten PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

Lalu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

Ada lagi PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Link Net Tbk (LINK), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).

Selanjutnya, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Serta PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM).