Karyawan beraktivitas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 29 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

BEI Optimistis Jumlah Emiten IPO Cetak Rekor Baru Lagi Tahun 2023

  • BEI telah mencetak rekor perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2022.

Pasar Modal

Laila Ramdhini

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis jumlah perusahaan pendatang baru atau yang melangsungkan Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia dapat kembali memecahkan rekor pada tahun ini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, sebelumnya BEI telah memecahkan rekor dengan mencatatkan sebanyak 59 IPO pasar modal Indonesia pada 2022. Jumlah ini terbanyak sejak tahun 1992 atau sejak privatisasi BEI.

"Mudah-mudahan dari total perusahaan tercatat tahun ini memecahkan rekor lagi, karena jumlahnya hari ini sudah 55," ujar Nyoman di depan awak media di Gedung BEI, Jakarta, Senin.

Hingga hari ini, 7 Agustus 2023, tercatat 55 perusahaan melangsungkan IPO di BEI, dengan dana dihimpun mencapai Rp48,8 triliun.

Nyoman mengungkapkan masih terdapat 36 calon emiten yang mengantre untuk IPO. Nantinya, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang listing akan ditempatkan pada papan pengembangan.

"Ada tujuh lagi di pekan ini yang akan listing," ujar Nyoman.

Nyoman mengungkapkan, dari 36 perusahaan yang antre melantai di bursa tersebut, sebanyak 10 perusahaan aset skala besar di atas Rp250 miliar, 22 perusahaan aset skala menengah antara Rp50 miliar sampai sampai dengan Rp250 miliar, serta 4 perusahaan aset skala kecil di bawah Rp50 miliar.

Pada tahun ini, BEI menargetkan perusahaan yang melantai di pasar modal Indonesia sebanyak 57 emiten.

BEI juga merevisi target jumlah pencatatan efek baru yang melantai sepanjang 2023 menjadi 200 perusahaan di semua instrumen. Angka ini meningkat signifikan dari target semula sebanyak 130 perusahaan.

Adapun instrumen yang dimaksud meliputi saham, obligasi, waran, kontrak investasi kolektif baru yang mencatatkan exchange traded fund (ETF), dana investasi real estate (DIRE), dan efek beragun aset (EBA).

“Bursa memberikan perhatian dan upaya-upaya kepada semua instrumen,” ujar Nyoman.