Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

BEI Pelototi Saham WIKA Setelah Melesat Tajam Seminggu Terakhir

  • Dalam satu minggu perdagangan terakhir, saham WIKA telah mengalami kenaikan sebesar 75,47%, meskipun secara year to date masih mengalami penurunan sebesar 9,28%.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia akan meminta penjelasan serta mempertimbangkan kemungkinan suspensi kepada PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terkait dengan kenaikan signifikan harga saham dalam beberapa hari perdagangan terakhir. 

Direktur Pengawasan Transaksi & Kepatuhan BEI, Kristian Manullang, menyatakan bahwa BEI pasti akan meminta keterbukaan dari emiten, dalam hal ini WIKA, terkait dengan perilaku tidak biasa atau pergerakan anomali dari harga sahamnya.

“Pastinya demikian, kalau memang perilaku tidak biasa. (Suspensi) kita lihat ke depan. Tidak sembarang suspensi, kemarin kan baru fundamental, secara objektif kita lihat perilaku transaksi, semua kita pantau,” kata Kristian kepada Wartawan di Jakarta, Senin, 8 Juli 2024. 

Data dari RTI Business, harga saham WIKA saat ini berada di level Rp186 per saham, mengalami lonjakan sebesar 31,91%. Dalam satu minggu perdagangan terakhir, saham WIKA telah mengalami kenaikan sebesar 75,47%, meskipun secara year to date masih mengalami penurunan sebesar 9,28%.

Beberapa waktu lalu, BEI telah melakukan suspensi saham WIKA terkait keadaan kelalaian perseroan atas tidak dipenuhinya kewajiban pembayaran kembali dana Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A telah dihilangkan sejak April lalu. 

Manajemen WIKA sendiri telah buka suara bahwa kenaikan harga saham perseroan sepenuhnya adalah mekanisme pasar. Mereka menambahkan bahwa perseroan saat ini masih berfokus dalam menjalankan langkah-langkah penyehatan, serta memperkuat fundamental dan tata kelola perusahaan.

Kontrak Baru

Terlepas dari itu, WIKA diketahui berhasil mengamankan kontrak baru senilai Rp8,86 triliun hingga Mei 2024. Mayoritas kontrak tersebut berasal dari segmen infrastruktur, gedung, industri, real estate, dan EPCC.

Saat ini, WIKA masih fokus pada penyelesaian proyek-proyek yang sedang berjalan. Di antaranya adalah proyek Jalan Tol Tempino - Jambi di Sumatera yang telah mencapai progres 73,7%, serta Bendungan Tiga Dihaji Paket 4 di Sumatra Selatan yang mencapai progres 93,6%.

Selain itu, WIKA juga sedang mengerjakan proyek pendukung untuk Upacara Kenegaraan di ibu kota pada bulan Agustus mendatang, seperti pembangunan Istana Negara yang telah mencapai progres 72,8%.

Di samping itu, pada 28 Februari 2024, WIKA berhasil menyelesaikan proses restrukturisasi keuangan dengan para kreditur perbankan sebagai bagian dari 8 langkah penyehatan yang dijalankan perseroan. 

Perusahaan juga telah melunasi Sukuk I Tahap I Tahun 2020 Seri A sebesar Rp184 miliar pada 29 April 2024, dan mengaktifkan opsi panggilan (call option) Obligasi I Tahap I Tahun 2020 Seri A sebesar Rp50 miliar pada 14 Juni 2024.

Kinerja Kuartal I 

Namun, kinerja keuangan WIKA masih menunjukkan penurunan. Pada kuartal I 2024, perusahaan mencatatkan kerugian sebesar Rp1,13 triliun, yang mengalami kenaikan sebesar 117,31% secara tahunan. 

Asal tahu saja, pada kuartal I-2023, kerugian BUMN konstruksi hanya berada di level Rp521,25 miliar. Selaras dengan kerugian bersih, pendapatan bersih WIKA pada kuartal I-2024 juga mengalami penurunan smenjadi Rp3,53 triliun. 

Kontribusi terbesar berasal dari segmen infrastruktur dan gedung yang menyumbang Rp1,53 triliun, diikuti oleh segmen industri dengan Rp1,15 triliun, dan segmen energi serta pabrik industri sebesar Rp585,97 miliar.