<p>Pergerakan saham sejumlah perusahaan di layar monitor Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

BEI Potensi Kembalikan Sistem ARB Simetris, Analis: Enggak Masalah!

  • PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah melakukan pengkajian terkait dengan penerapan kembali sistem auto reject bawah (ARB) seperti semula di masa pandemi.
Pasar Modal
Merina

Merina

Author

JAKARTA- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah melakukan pengkajian terkait dengan penerapan kembali sistem auto reject bawah (ARB) seperti semula di masa pandemi.

Terkait dengan potensi dikembalikannya kebijakan tersebut, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan hal tersebut tidak akan membawa dampak negatif bagi pasar modal.

"Tidak ada masalah ya, kalau saat ini pasar sudah relatif normal bahkan dari awal tahun, kita cuma menghadapi tekanan itu pada saat 2020 aja ya karena pasar sangat volatil sehingga ada kebijakan asismetris," kata Hans kepada TrenAsia.com,  Jumat, 17 Juni 2022.

Menurutnya, kebijakan asimetris ini tidak hanya pada 35%, tapi juga diberlakukan pada level harga.

Seperti yang diketahui, BEI sebelumnya menetapkan kebijakan simetris auto reject atas (ARA) dan auto reject bawah (ARB) bagi saham dengan rentang Rp50-Rp200: batasan auto rejection 35%, rentang harga Rp200-Rp5.000 batasan auto rejection 25%, saham dengan Rp5.000 ke atas batasan auto rejection 20%.

Hans meyakini kebijakan ARB simetris tidak akan mengurangi jumlah investor karena auto reject merupakan hal yang jarang terjadi terkecuali terdapat fenomena yang dapat mempengaruhi harga saham. Selain itu terdapat perbedaan yang cukup terasa pada pergerakan saham-saham ketika diberlakukannya auto rejection simetris dan asimetris.

"Dulu kalau pasar harga saham turun 20 persen pada sesi satu ketika sesi kedua bisa lawan, nah kalau asimetris misalnya sekarang turun 7 persen, besok 7 persen, besoknya lagi baru meningkat, sehingga saham itu naiknya jadi lebih lama," tambah Hans.

Guna menghindari hal-hal negatif dari dampak ARB simetris, Hans menekankan para pelaku pasar untuk membeli saham-saham yang memiliki fundamental yang baik. Kemudian investor dapat memanfaatkan momentum ARB simetris ini guna melakukan pembelian di harga yang lebih murah.

Akan tetapi, Hans mengungkapkan pemberlakuan ARB simetris ini dapat dilakukan  bukan pada tahun ini karena masih banyaknya sentimen negatif yang mengiringi seperti kenaikan suku bunga the Fed, inflasi serta perang Rusia dan Ukraina yang masih belum berakhir.