Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

BEI Proyeksikan 62 Perusahaan IPO di Tahun Naga Kayu

  • Mengacu data historis, sejak 2018, setidaknya lebih dari 50 emiten melantai di pasar modal. BEI memproyeksikan 62 perusahaan melantai di tahun Naga Kayu.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sebanyak 62 perusahaan dapat melaksanakan hajatan initial public offering (IPO) alias listing pada tahun 2024 yang memiliki shio Naga Kayu. Hal ini mengacu data historis, sejak 2018, setidaknya lebih dari 50 emiten melantai di pasar modal. 

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan dari segi pasokan, pada November 2023, jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melebihi angka 900. Hingga saat ini, ada 903 perusahaan yang tercatat sahamnya.

“Sejak 2018, rata-rata setahun perusahaan tercatat sebanyak 50 perusahaan lebih, bahkan tahun ini sebayak 79 perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI," ujar Iman, dalam konferensi pers peresmian penutupan perdagangan 2023, di Jakarta, pada Jumat, 29 Desember 2023. 

Iman menyebut pencatatan saham yang terdaftar di BEI tahun ini mengalami peningkatan sebesar 9,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini menjadi pertumbuhan tertinggi perusahaan terdaftar pasar modal di Asia Tenggara. “Tidak banyak yang tumbuh positif [untuk IPO]. Semuanya tumbuh di bawah Indonesia atau di bawah IDX," tuturnya.

Lalu, lanjut Iman, dalam hal nilai pengumpulan dana atau proses IPO emiten di Indonesia menempati peringkat ke-9 di dunia, berhasil mengumpulkan US$3,6 miliar sepanjang tahun 2023.

Selain itu, BEI juga menetapkan target untuk mencatatkan efek baru, termasuk pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue sebanyak 230 pencatatan pada tahun 2024. 

Asal tahu saja, hingga 28 Desember 2023, telah terjadi 385 pencatatan efek sejak awal tahun atau secara year to date (YTD). Tak ayal, untuk rata-rata nilai transaksi harian (RNTH), BEI menargetkan mencapai Rp12,25 triliun pada tahun 2024, dengan target jumlah investor baru sebanyak 2 juta. 

Lebih lanjut, kata Iman, hingga 28 Desember 2023, realisasi RNTH mencapai angka Rp10,75 triliun, dan jumlah investor baru di pasar modal Indonesia mencapai 1,8 juta per 27 Desember 2023.

8 Emiten Melantai Januari 2024

Sebelumnya BEI akan kedatangan 8 calon emiten baru dari 6 sektor berbeda pada awal Januari 2024. Delapan perusahaan ini akan melakukan IPO untuk mendapatkan dana dari pasar modal. Melansir situs e-ipo berikut 8 calon emiten tersebut.

Pertama adalah PT Asri Karya Lestari Tb (ASLI) sebuah emiten kontraktor, dalam IPO ini, ASLI menawarkan 1,25 miliar lembar (20%) saham dengan harga Rp100–130 per lembar. Dengan demikian, perusahaan berpotensi untuk meraup dana maksimal senilai Rp162,5 miliar.

Kedua adalah PT Manggung Polahraya Tbk (MANG) sebuah emiten kontruksi Gedung, dalam IPO ini, MANG menawarkan 762,5 juta lembar (20%) saham seharga Rp90–110 rupiah per lembar. Potensi dana maksimum yang bisa diraih perseroan sebesar Rp83,9 miliar.

Ketiga adalah PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) sebuah emiten distribusi dan perdagangan gas alam. CGAS menawarkan 531,4 juta lembar (30%) saham, seharga Rp284–338 per lembar. Potensi dana IPO mencapai Rp179,6 miliar.

Keempat adalah PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) sebuah emiten pertambangan. NICE menawarkan 1,2 miliar lembar (20%) saham existing, seharga Rp430–540 rupiah per lembar. Dari IPO ini, NICE berpotensi meraup dana besar senilai rp644,7 miliar.

Kelima adalah PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) sebuah emiten distribusi bahan makanan dan minuman.  SMLE menawarkan 230 juta lembar (12,5%) saham, seharga Rp200–210 rupiah miliar. Dengan demikian, perusahaan akan meraih dana IPO sebesar Rp48,3 miliar.

Keenam adalah PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) sebuah emiten industri tekstil. MSJA melepas 882,4 juta lembar (15%) saham, seharga Rp250–350 per lembar. Untuk itu, potensi dana yang diraup perseroan Rp308,8 miliar.

Ketujuh PT Griptha Putra Persada Tbk (GRPH) sebuah emiten properti. Perseroan berencana melepas 20% sahamnya ke publik, setara dengan 200 juta saham baru, dengan harga Rp100 hingga Rp105 per lembar. Masa penawaran awal akan berlangsung dari 20 hingga 28 Desember 2023, dengan target perolehan dana sebesar Rp21 miliar.

Kedelapan PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) sebuah emiten produsen perekat velcro. Perseroan melepas 694 juta lembar (20%) saham, dengan harga Rp103–108 per lembar. Dalam IPO ini, potensi dana yang didapat ACRO maksimum Rp74,9 miliar.