Karyawan melintas di depan layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin, 9 Mei 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Rekomendasi

BEI Sebut Ada 17 Perusahaan Siap IPO, Cek Rekomendasi Saham Pekan Ini

  • PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa 17 perusahaan tengah bersiap melakukan Initial Public Offering (IPO).

Rekomendasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa 17 perusahaan tengah bersiap melakukan Initial Public Offering (IPO). Merujuk data pipeline per 3 Maret 2024, sektor industri merupakan yang paling banyak mengantre untuk melakukan IPO, dengan jumlah sebanyak 5 emiten.

Masih dari data pipeline, tercatat ada perusahaan 14 skala menengah dengan memiliki jumlah aset antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar. Sementara 2 perusahaan lainnya memiliki aset dalam kisaran skala besar di atas Rp250 miliar, dan 1 perusahaan memiliki aset dalam kisaran skala kecil di bawah Rp50 miliar.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, dari segi sektor, 5 perusahaan berasal dari sektor industri, 4 perusahaan dari sektor barang konsumen primer, 3 perusahaan dari sektor teknologi, 3 perusahaan dari sektor barang baku, 2 perusahaan dari sektor barang konsumen non primer, dan 1 perusahaan dari sektor infrastruktur.

“Sedangkan sampai 1 Maret 2024, telah tercatat 19 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp3,45 triliun,” ungkap Nyoman dikutip Senin, 4 Maret 2024. 

Sementara itu, dalam konteks penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), Nyoman menyampaikan bahwa selama tahun ini telah terjadi 15 emisi dari 13 penerbit EBUS, yang berhasil menghimpun dana sebesar Rp15,3 triliun.

Dengan demikian, lanjut Nyoman, total EBUS yang tercatat di BEI saat ini mencapai 549 emisi, dengan nilai outstanding sebesar Rp467,34 triliun dan 32,362 juta dolar Amerika Serikat (AS) yang diterbitkan oleh 128 perusahaan.

Sedangkan untuk Surat Berharga Negara (SBN), BEI mencatat 186 seri dengan nominal mencapai Rp5.810,39 triliun dan 502,10 juta dolar AS. Tambahan pula, terdapat Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi dengan nilai senilai Rp3,25 triliun.

Lebih jauh, Nyoman menyampaikan bahwa empat perusahaan tercatat telah melakukan right issue selama tahun ini, dengan total nilai mencapai Rp3,08 triliun. "Saat ini, masih terdapat 24 perusahaan yang masuk dalam antrian rights issue di BEI," ungkap Nyoman.

Pasar modal Indonesia memiliki optimisme bahwa jumlah perusahaan tercatat di BEI dapat mencapai 1.000 emiten pada tahun ini. Saat ini, sudah tercatat 922 emiten, dengan 17 perusahaan dalam antrian IPO. Dengan demikian, pasar modal Indonesia memerlukan partisipasi 61 perusahaan lagi untuk mengajukan dokumen guna melaksanakan pencatatan saham perdana di BEI.

Rekomendasi Saham Pekan Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan lalu Jumat, 1 Maret 2024 ditutup di level 7.311 atau naik 0,4% dalam seminggu dan saat ini IHSG saat ini IHSG sedang konsolidasi dengan rentang support 7.260 dan resistance 7.380.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani menjelaskan pada perdagangan 4-8 Maret 2024, terdapat 3 sentimen yang wajib diperhatikan para trader, yakni RUPS big banks, pandangan Jerome Powell dalam penentuan tingkat suku bunga dan non-farm payroll AS bulan februari.

Terkait sentimen RUPS big banks, pada minggu ini emiten big banks IHSG (BBCA, BMRI, BBNI) akan melakukan RUPS yang salah satu agendanya akan membahas mengenai rencana pembagian dividen untuk tahun buku 2023. Pada Jumat lalu BBRI sudah melakukan RUPS dan sepakat untuk membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 235/saham setara 3,8% dividend yield atau 80% payout ratio.

"Hal ini menjadi katalis positif bagi indeks dan juga yang ditunggu oleh pelaku pasar mengenai pembagian dividend big banks. Pasalnya kenaikan yang terjadi pada IHSG dalam 2 bulan pertama di 2024, ditopang oleh sektor keuangan dan hal ini diprediksi menjadi sentimen positif untuk kembali membuat IHSG naik dan mencetak ATH baru." ujarnya dalam riset pekan ini. 

Sentimen selanjutnya terkait pandangan Jerome Powell dalam penentuan tingkat suku bunga, yakni pada Rabu dan Kamis mendatang Gubernur The Fed (Jerome Powell) akan menyampaikan pandangannya terkait kondisi ekonomi termasuk inflasi yang terjadi di AS selama sebulan terakhir. Pandangan ini akan sangat berpengaruh terhadap indeks dan menjadi arah kebijakan sebelum pertemuan FOMC berikutnya yang dilakukan The Fed pada 21 Maret mendatang.

"Pelaku pasar dapat mengantisipasi apa yang akan dilakukan oleh The Fed pada FOMC mendatang melalui pandangan yang disampaikan Powell pada Rabu dan Kamis esok. Pelaku pasar berharap bahwa tingkat inflasi dapat segera terkendali dengan semakin mendekati target yakni 2%, sehingga suku bunga acuan dapat segera turun dan berimbas positif bagi indeks saham."

Sementara itu terkait sentimen non-farm payroll AS Bulan Februari, pada Jumat akhir pekan ini akan rilis data ketenagakerjaan yang menggambarkan kondisi ekonomi di AS dan tingkat inflasi di sana. Berdasarkan konsensusnya NFP untuk bulan Februari atau penambahan tenaga kerja diprediksi akan mendapat tambahan tenaga kerja sebesar 200 ribu. Pada bulan sebelumnya, NFP tercatat tambahan tenaga kerja sebesar 353 ribu, yang jauh berada di atas konsensusnya yang hanya sebesar 180 ribu. Hal ini menandakan kuatnya kondisi tenaga kerja di AS.

"Bagai pisau bermata dua, ketika data tenaga kerja menunjukkan hal yang positif dengan banyaknya tambahan tenaga kerja berimbas terhadap berputarnya roda ekonomi. Namun di sisi lain, jika hal ini tidak dapat dikendalikan dengan baik, bisa membuat tingkat inflasi semakin menjauh dari target yang ditetapkan di 2024 yakni 2%," terangnya.

Didasarkan pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 3 saham selain saham bank untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 8 Maret 2024, yakni Buy ISAT (Support: 11.000, Resistance: 13.00), Buy on Pullback AKRA (Support: 1.675, Resistance: 1850) dan Buy on Pullback GJTL (Support: 1.105, Resistance: 1.240).