Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

BEI Ukir Prestasi Baru, 901 Perusahaan Tercatat di Dunia Pasar Modal

  • Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai tonggak sejarah baru dengan mencatatkan 901 emiten atau perusahaan terdaftar.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai tonggak sejarah baru dengan mencatatkan 901 emiten atau perusahaan terdaftar. Prestasi ini terwujud usai tiga perusahaan resmi menjadi bagian dari pasar modal pada Rabu, 8 November 2023.

Direktur Utama BEI Iman Rachman menyatakan bahwa pencatatan saham tiga emiten baru ini menciptakan babak baru dalam sejarah BEI. Ketiga perusahaan yang dimaksud adalah PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS), PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI), dan PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM).

“Selamat atas pencatatan saham perdana hari ini yang resmi menjadi perusahaan tercatat ke-899, ke-900, dan ke-901 di bursa pada saat ini. Hari ini juga merupakan hari bersejarah bagi perkembangan pasar modal Indonesia, jumlah perusahaan tercatat mencapai angka lebih dari 900 perusahaan," ujar Iman dalam keterangannya di Jakarta, pada Kamis, 9 November 2023.

Saat ini terdapat 901 emiten yang tercatat di pasar modal Indonesia, menjadi angka tertinggi dalam sejarah BEI. Jumlah tersebut akan segar bertambah, sebab, masih terdapat sekitar 20 perusahaan dalam pipeline yang akan mendaftar dalam waktu dekat.

“Masih ada sekitar 20 perusahaan di pipeline, pencatatan baru ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah bursa dengan fund rise lebih dari mencapai Rp53 triliun," ujarnya. Ia menambahkan Indonesia saat ini berada di peringkat ke-5 dari sisi jumlah penawaran umum perdana saham initial public offering (IPO) secara bursa global. 

Domisili Terbanyak Jakarta

Sementara itu, Pejabat Sementara (Pjs) Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan mayoritas perusahaan tercatat berdomisili di Provinsi DKI Jakarta, disusul Jawa Barat dan Banten. 

“Terdapat sebanyak 643 perusahaan atau sebesar 71,4 persen di DKI Jakarta dari total perusahaan tercatat, Jawa Barat menduduki posisi kedua sebanyak 8,3% emiten, disusul Banten mencapai 7,7%,” beber Kautsar sapaan akrabnya. 

Kautsar menyatakan keyakinannya bahwa berbagai provinsi lain memiliki potensi untuk mewakilkan perusahaan mereka, sehingga dapat memanfaatkan pendanaan melalui pasar modal. Pihaknya juga melakukan upaya untuk menjaring korporasi potensial supaya tercatat dalam bursa. 

"Kami melakukan dengan memberi edukasi terkait IPO dalam bentuk seminar, coaching clinic, masterclass, on-on-one, baik di pusat atau di daerah melalui Kantor Perwakilan BEI," papar Kautsar.

Optimis Tembus Rp200 Triliun

Asal tahu saja, saat ini jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 11,72 juta identifikasi investor tunggal (SID) hingga akhir kuartal III-2023. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 19,97% secara year-on-year (yoy) dibandingkan dengan total investor pada periode yang sama tahun 2022 yang mencapai 9,77 juta investor.

Sementara itu, merujuk data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), tercatat bahwa sebanyak 56,89% investor memiliki usia di bawah 30 tahun, sementara 23,34% berusia antara 31 hingga 40 tahun. Angka ini mencerminkan mayoritas partisipasi dari kalangan generasi Z (Gen Z) dan Milenial.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap optimisme bahwa nilai penghimpunan dana di pasar modal Indonesia dapat mencapai Rp 200 triliun hingga akhir 2023. Hal ini didasarkan pada pencapaian hingga saat ini yang telah mencapai sekitar Rp 190 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam konferensi pers pada 10 September 2023, mengatakan bahwa agar target penghimpunan dana ini dapat tercapai bahkan melebihi target yang telah ditetapkan.

“Mudah-mudahan kami optimis tahun ini akan tercapai target tersebut mungkin bisa lebih,"