Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 12 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

BEI Umumkan Pipeline IPO 2025, 19 di Antaranya Perusahaan Beraset Jumbo

  • Dilihat dari sektor usaha, mayoritas perusahaan dalam pipeline berasal dari sektor consumer non-cyclicals dengan jumlah lima perusahaan. Sektor lainnya mencakup masing-masing tiga perusahaan dari sektor basic materials, energy, healthcare, dan industrials.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa terdapat 22 calon perusahaan yang masuk dalam daftar tunggu atau pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 

Berdasarkan data BEI per 20 Desember 2024, dari total 22 perusahaan tersebut, 19 di antaranya merupakan perusahaan beraset besar dengan nilai di atas Rp250 miliar, satu perusahaan beraset kecil di bawah Rp50 miliar, dan dua perusahaan beraset menengah dengan nilai antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.

Dilihat dari sektor usaha, mayoritas perusahaan dalam pipeline berasal dari sektor consumer non-cyclicals dengan jumlah lima perusahaan. Sektor lainnya mencakup masing-masing tiga perusahaan dari sektor basic materials, energy, healthcare, dan industrials. 

Selain itu, terdapat dua perusahaan dari sektor properties & real estate serta financials, dan satu perusahaan dari sektor consumer cyclicals. Dengan ini, maka dapat dibilang perusahaan yang akan melantai sangat variatif, dan berpotensi meraimaikan investor.

Sementara itu, berdasarkan data e-IPO, terdapat delapan calon emiten yang saat ini sedang dalam proses IPO dan direncanakan melantai di BEI pada awal 2025. Delapan calon emiten tersebut mencakup PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII), PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX), PT Hero Global Investment Tbk (HGII), PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT), PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC), dan PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG). 

Selain itu, anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), yaitu PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), dan anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), yaitu PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), juga berencana melantai di BEI pada awal 2025.

Prospek RATU dan RATU

Sebelumnya, Analis Samuel Sekuritas, Ahnaf Yassar, mencatat bahwa meskipun harga penawaran awal CBDK mungkin terlihat kurang menarik secara langsung, terdapat potensi keuntungan signifikan dalam jangka menengah hingga panjang. 

Dengan NAV sebesar Rp14.408 per saham, harga IPO CBDK mencerminkan diskon hingga 79%. “Jika diskon terhadap NAV menyempit ke rata-rata sektor sebesar 50%, harga saham CBDK bisa naik hingga Rp7.700, atau setara potensi kenaikan 157%,” ujar Ahnaf dalam risetnya dikurip pada Senin, 27 Desember 2024. 

Untuk RATU, valuasi IPO yang lebih konservatif memberikan ruang bagi investor untuk masuk di harga yang kompetitif, terutama dengan prospek pertumbuhan sektor energi yang semakin penting dalam transisi menuju energi bersih.

Berdasarkan data e-IPO, CBDK menawarkan saham pada kisaran harga Rp3.000–Rp4.060 per saham, dengan target pendanaan mencapai Rp2,3 triliun. Dana ini akan dimanfaatkan untuk memperkuat portofolio properti yang dimiliki, sekaligus memperluas pangsa pasar di sektor real estate premium. 

Di sisi lain, emiten bersandikan RATU menetapkan harga penawaran Rp900–Rp1.150 per saham, dengan target dana segar sebesar Rp624,46 miliar yang akan dialokasikan untuk pengembangan bisnis energi terbarukan.

CBDK dijadwalkan melantai di BEI pada 13 Januari 2025, sedangkan RATU pada 8 Januari 2025. Kedua emiten ini akan menjadi penggerak awal perdagangan saham pada kuartal pertama 2025.

CBDK, anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), bergerak di sektor properti dan real estate. Dengan dukungan dari konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan, CBDK memiliki peluang untuk menarik minat investor jangka panjang.

Di sisi lain, RATU, yang merupakan anak usaha dari PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) milik pengusaha Happy Hapsoro, bergerak di sektor energi yang strategis dan relevan dengan kebutuhan masa depan.