Beijing Dilanda Hujan Terlebat Dalam 140 Tahun
- Kota Beijing, China, mencatat rekor hujan paling lebat dalam 140 tahun terakhir usai diguyur hujan sejak akhir pekan lalu.
Dunia
JAKARTA—Kota Beijing, China, mencatat rekor hujan paling lebat dalam 140 tahun terakhir usai diguyur hujan sejak akhir pekan lalu. Hujan deras tersebut menimbulkan banjir bandang serta 11 korban tewas. Sebanyak 27 orang dilaporkan hilang.
Badan Meteorologi Beijing menyatakan jumlah maksimal air hujan yang tercatat selama badai di Beijing yakni 744,8 milimeter. Intensitas hujan tersebut setara dengan rata-rata total pada Juli. “(Intensitas paling tingg) terjadi di Waduk Wangjiayuan di Changping," demikian laporan badan tersebut pada Rabu 2 Agustus 2023, dikutip dari AFP.
Sebanyak 11 orang, termasuk dua petugas, ditemukan meninggal dunia selama operasi penyelamatan. Sebelumnya, 27 orang dinyatakan hilang. Petugas kemudian menemukan 13 orang dalam kondisi selamat, sedangkan yang lain masih dalam proses pencarian.
- Apakah Waktu Luang Bisa Membawa Kebahagiaan?
- Menilik 5 Strategi Unilever Menjadi Pemain Utama Bisnis Kebutuhan Rumah Tangga
- Menilik Geliat Industri Penerbangan Internasional
Provinsi Hebei juga dilanda hujan deras dan badai yang mengakibatkan sembilan orang tewas. Adapun enam orang masih hilang dan lebih dari 800 ribu orang dievakuasi. Sementara itu, Provinsi Liaoning turut mencatat dua korban meninggal akibat bencana tersebut.
Presiden China Xi Jinping meminta segala upaya ditempuh untuk menyelamatkan warga yang tersesat atau terjebak karena hujan lebat. Diketahui China tengah mengalami cuaca ekstrem dan mencatat rekor suhu tinggi di musim panas ini.
Ganggu Ketersediaan Pangan
Sebelumnya hujan deras juga melanda sejumlah bagian India. Dilansir dari Reuters, hujan deras yang merendam sawah berada di bagian utara India, termasuk Punjab dan Haryana. Petani harus menanam lagi bibit padi sambil menunggu air surut.
Kondisi tersebut berdampak luas lantaran India kemudian memutuskan melarang ekspor komoditas berasnya. Hal itu tak lepas dari menurunnya produksi pertanian sehingga India memfokuskan pada kebutuhan dalam negeri.
Kebijakan ini dikhawatirkan memicu kenaikan harga atau inflasi pangan dunia lantaran India merupakan pemasok 40% beras dunia. Vietnam dan Thailand yang juga negara pengekspor beras disebut tak memiliki cukup persediaan untuk menutup kekurangan permintaan.