Bekas PNS Kader PDIP Wali Kota Surabaya, Risma 3 Kali Tolak Tawaran Menteri
Risma mengaku telah menolak tawaran jabatan menteri hingga tiga kali. Tak hanya berkiprah di panggung lokal, Asosiasi Pemerintah Kota dan Daerah Se-Asia Pasifik menunjuk Risma sebagai presiden pada periode 2018-2020.
Nasional
JAKARTA – Kader PDI Perjuangan (PDIP) Tri Rismaharini alias Bu Risma bukan sosok asing bagi kebanyakan masyarakat, terutama arek Suroboyo. Menjabat Wali Kota Surabaya, Risma hari ini resmi ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Sosial menggantikan Juliari P. Batubara yang tersandung kasus korupsi bantuan sosial COVID-19.
Sebelum terjun ke panggung politik, Risma mengawali karier profesional sebagai pegawai negeri sipil (PNS) Kota Surabaya. Kemudian, ia berhasil menduduki jabatan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya dan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya (Bappeko) hingga 2010.
Setelahnya, lewat PDIP, Risma terpilih menjadi wali kota perempuan pertama di Surabaya pada 2010-2015 dan kembali terpilih pada periode 2015-2020. Sejak itu, karier politiknya cukup bersinar hingga membuat nama Risma kerap kali muncul menjadi calon gubernur dan menteri.
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- Cegah Ledakan Kasus COVID-19, Pemerintah Geser dan Hapus Hari Libur Nasional Ini
- Penyaluran KPR FLPP: BTN Terbesar, Tiga Bank Daerah Terbaik
Bahkan, Risma mengaku telah menolak tawaran jabatan menteri hingga tiga kali. Tak hanya berkiprah di panggung lokal, Asosiasi Pemerintah Kota dan Daerah Se-Asia Pasifik menunjuk Risma sebagai presiden pada periode 2018-2020.
Posisi tersebut diterimanya pada 14 September 2018, kala itu, Risma menggantikan Won Hee-ryong selaku Gubernur Provinsi Jeju, Korea Selatan.
Wanita kelahiran Kediri, 20 November 1961 ini merupakan alumnus dari Sekolah Dasar Kediri dan lulus pada 1973. Selanjutnya ia bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Surabaya dan lulus pada 1976.
Risma kemudian bersekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Surabaya dan lulus pada 1980. Pada jenjang perguruan tinggi, Risma menempuh pendidikan jurusan Arsitekstur di Institut Sepuluh November Surabaya dan lulus pada 1987.
Kemudian, pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan lulus pada 2002.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Almamater kampusnya, ITS, bahkan memberikan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa kepada Risma dari bidang Manajemen Pembangunan Kota di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan pada 4 Maret 2015.
Selama menjabat wali kota, Risma mendapatkan penghargaan Adipura berturut-turut pada 2011, 2012, 2013, dan 2014 untuk kategori kota metropolitan.
Selain itu, Citynet memberikan Surabaya gelar kota terbaik se-Asia Pasifik atas keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi rakyat dalam mengelola lingkungan pada 2012. (SKO)